Bab 24

0 0 0
                                    


~

Reyhan dan Tasa telah sampai di dermaga. Sepanjang perjalanan tadi Tasa terus bercerita, tentang kesehariannya tanpa Reyhan selama lima hari itu.

Semuanya penuh diisi oleh Fendi. Reyhan tahu pasti, rival nya itu tidak akan tinggal diam jika ada kesempatan. Agak tidak suka mendengarnya, tapi melihat raut bahagia Tasa saat berbicara, sedikit meredakan rasa tidak sukanya.

"Kemarin gue kesini sendiri." Ungkap Tasa. Matanya menatap laut luas di depannya. Mereka masih berdiri di samping motor, belum melangkah maju ke dermaga.

Reyhan lantas menoleh. Alisnya berkerut. "Ngapain?"

"Rindu orang di samping gue." Tasa kemudian menoleh. Mendapati Reyhan yang memerah. Ia lantas tersenyum jahil. "Udah lama ngga lihat wajah merah lo Rey, skor kita udah berapa ya?"

Reyhan menunduk malu. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia kira ini tadi serius. Sungguh, Reyhan sudah berharap seperti itu.

"Rey, ayo taruhan." Ucap Tasa tiba-tiba. Sungguh, gadis ini sangat random.

Reyhan mendongakkan kepalanya. "Taruhan apa?"

"Kita lari dari sini sampai dermaga. Nanti siapa yang sampai ujung dermaga duluan berarti dia yang menang." Tasa menjelaskan dengan semangat. Matanya menatap intens kearah dermaga. Seolah merencanakan strategi di sana.

"Kalo menang dikasih apa?" Tanya Reyhan. Ia tampak tertantang dengan taruhan Tasa.

Tasa diam sebelum menjawab. Ada sesuatu di dalam otaknya yang disembunyikan olehnya. Yang akan Ia ungkapkan saat menang nanti. "Harus menuruti apa yang dia mau."

"Oke."

Tasa menoleh sekilas. Ia harus menang, karena Reyhan telah setuju dengannya. Ia kembali antusias. "Oke, kita hitung bareng ya!"

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

Dua orang tersebut berlari bersama. Karena Tasa yang sangat berambisi untuk menang, Ia menambah kecepatannya dan meninggalkan Reyhan di belakang.

Tasa sampai lebih dulu. Ia lantas meloncat kegirangan. Tangannya terangkat ke udara senang.

Sedangkan Reyhan, Ia baru saja sampai dengan nafas putus-putus. Tanpa berkata apa-apa lagi Ia langsung duduk dengan kaki lurus kedepan. Mencoba menetralkan nafasnya.

Tasa ikutan duduk. Ia menoleh kan kepala Reyhan secara paksa. "Gue yang menang!"

Reyhan mengangguk dengan mulut terbuka, membantunya untuk menetralkan nafas.

"Dengerin baik-baik!" Tasa merubah wajahnya menjadi serius. Ia menatap dalam manik hitam itu. Tangannya turun dari wajah Reyhan.

Melihat Tasa yang sangat serius, Reyhan jadi ikutan serius. Ia menunggu gadis ini mengatakan sesuatu.

Dengan yakin dan mantap Tasa akan mengatakannya sekarang. Ia sudah memikirkan ini sejak lama. Untuk reaksi apa yang Reyhan berikan, Tasa siap menerima. Ia mengambil nafas lalu membuangnya pelan, mencoba menenangkan diri agar tidak gugup. Jantungnya sudah berdetak dua kali lebih cepat. "Oke."

"REYHAN GUE SUKA SAMA LO! LO HARUS JADI PACAR GUE!"

Deg

Wush

Angin menerpa keduanya, membuat rambut mereka terbang searah angin. Menambah sensasi mendukung ucapan keras Tasa yang begitu cepat. Namun masih terdengar jelas dan mudah dipahami.

Reyhan mengatupkan bibirnya terkejut. Matanya terbuka sempurna. Ia tidak menyangka gadis ini akan mengatakan perasaannya duluan. Ia harus jawab apa ini?

Hope NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang