Part 23

705 66 6
                                    


Setelah Sandi menjelaskan kejadian yang sebenarnya akhirnya hubungan Rey dan Sandi semakin membaik. Sandi sangat bersyukur bisa bertemu dengan sosok laki laki yang mempunyai sifat dewasa seperti Rey. Sandi sadar memang di setiap hubungan pasti selalu ada lika liku yang membumbui hubungan mereka, maka dari itu Sandi dan Rey sebisa mungkin melewati setiap masalah dengan kepala dingin dan menyampingkan ego mereka masing masing.

Sandi terus menatap Rey dengan senyum manis nya membuat Rey tersadar kalau sedari tadi Sandi tidak bosan bosan menatap diri nya.

"Kenapa sih liatin aku kaya gitu" Kata Rey yang nada nya terdengar salah tingkah.

"Gapapa" Sandi tersenyum.

"Kamu tau gak?"

"Apa?

"Aku bahagia banget tau sama kamu" Tutur Rey.

"Aku juga" Jawab Sandi

"Masaaaa"

"Iyaaa"

"I love you San"

"Love you to more Rey" Sandi tertawa kecil.

Setelah sekian lama di taman Sandi dan Rey pun memutuskan untuk balik ke tempat nya masing masing. Dalam arti Rey kembali bergabung dengan teman teman nya dan Sandi kembali berjalan menuju basecame.

Rey berjalan mendekat ke arah teman teman nya dengan wajah berseri-seri membuat Kiesha, Saski dan juga Gema heran melihat nya.

"Rey, lo waras?" Tanya Gema pada Rey yang sudah duduk di samping Kiesha.

"Waras lah, emang gue kenapa?"

"Dari ujung sampe sini gue liatin lo senyum senyum terus. Maksud gue kalo emang lo sakit bilang, gue dengan berbaik hati sama lo siap buat nganterin lo kerumah sakit jiwa" Ucap Gema asal

Rey yang mendengar tuturan Gema pun tangan nya terangkat menjitak kepala Gema membuat Gema meringis kesakitan.

"Gimana sama Sandi? Lo tadi ngomongin apa sama dia?" Tanya Kiesha yang sedari tadi sudah penasaran.

"Gak ada apa apa" Jawab Rey dengan senyum yang masih terlukis di bibir nya. Rey meraih gitar Kiesha yang ia letakan tadi, lalu Rey mulai memetik gitar tersebut.

Kumulai merasakan rasa cinta
Cinta yang tumbuh di setiap saat
Kulukis sebuah kisah yang nyata
Agar semua tak berakhir

"Tadi aja galau, sekarang mesem mesem tuh muka" Kata Kiesha seraya menoyor wajah Rey

Di sisi lain Sandi pun menghampiri Ratu dan Natalie dengan wajah yang berseri-seri. Ratu yang menyadari kehadiran Sandi pun menatap Sandi bingung.

"Kenapa lo senyum senyum?" Tanya Ratu

"Enggak"

"Gimana, udah baikan?" Tanya Natalie tersenyum.

Sandi pun menganggukkaan kepalanya.

"Bagus deh, terus gimana rencana lo ke depan nya?" Tanya Ratu.

"Jalanin dulu aja, cuma nanti kalo waktu nya udah pas gue mau pelan pelan bilang sama Mami soal hubungan gue sama Rey" Jelas Sandi.

"Gue yakin TanWan bisa ngerti" Balas Ratu sambil menggenggam tangan Sandi seraya tersenyum.

"Doain aja"

***

Waktu menjelang sore Rey dan Sandi bergegas menuju rumah pohon untuk melakukan reading bersama. Sebelum reading di mulai Rey menyadari kalau Bang Wiki menyalakan kamera ponsel nya pertanda ia akan membuat konten.

"Untuk bapa kepala yayasan terhormat kami mohon untuk jangan" Ucap Rey yang belum selesai menyelesaikan dialog nya namun sudah di potong oleh Sandi.

"Kok jangan sih, bukan jangan seharusnya itu 'untuk tidak' " Seru Sandi yang membenari kalimat Rey yang salah.

"Ouh iyaa lupa gue salah" Gumam Rey seraya melihat skriptnya.

"Gue salah mulu nih grogi" Lanjut Rey

"Sini gue contohin" Kata Sandi lalu berdiri dari duduk nya sedangkan Rey memilih duduk dan menyimak Sandi yang sedang mencontohkan dialog dengan benar.

"Assalamulaikum kepada bapak yayasan yang terhormat kami mohon untuk tidak mencabut dan tidak melepas jabatan kepada pak uda zein karna pak uda zein adalah kepala sekolah yang baik dan juga tegas. Tapi, dengan begitu ia juga bisa menjadi teman kami para siswa. Banyak pencapaian Pak Zein yang patut apresiasi pada bapak kepala yayasan untuk tidak mengangganti"

"Ssstt berisik banget sih lo" Omel Sandi pada Rey yang sedang mengetuk ngetuk kursi yang ia duduki.

Lalu Sandi melanjutkan dialog nya dengan mulut yang berbelit belit.

"Gue ngomong apaansi" Gumam nya

Sedangan Rey memilih untuk merebahkan kepalanya di meja dengan tangan yang ia jadikan sebagai bantalan.

"Bisa serius dikit gak lo, ini buat besok tau" Seru Sandi pada Rey.

"Iyaa deh gue serius" Sambar Bang Wiki yang masih setia memegangi kamera ponselnya.

"Iyaa gue serius. Lo ngomel ngomel mulu sih. Nih, lo biar gak ngomel" Kata Rey sambil memegangi satu bungkus coklay dilan 'mini' #coba bacanya pake nada Rey pas take sama Sandi HAHAHA, oke abaikan#

Rey pun menjelaskan detail detaik komposisi coklat dilan dengan mulut yang berbelit belit juga membuat Sandi sedikit tertawa kecil.

Sandi yang merasa bosan memilih untuk menulis nulis di kertas yang tersedia, Rey yang jahil pun menarik kertas itu membuat Sandi berdecak.

"Jail banget si lo" Desis Sandi.

"Eh sumpah ini dulu SD gak ada kaya ginian yaa" Ucap Sandi pada Bang Wiki namun Rey yang sok asik nya ikut ikutan untuk menimbrung pembicaraan mereka.

"Iyaa bener banget" Kata Rey.

"SD pake ini pensil dorong tau gak?"

"Pensil dorong apa?" Tanya Sandi

"Gak tau pensil dorong yaa?"

"Enggak"

"Mekanik bukan?" Tanya Sandi

"Jadi pensilnya dari plastik gitu terus isian nya kalo abis di dorong dari atas" Jelas Bang Wiki

"Itu mekanik kali yang diisi gitu bukan sih" Kata Sandi

"Sok tau kamu" Sambar Rey seraya menoel pipi Sandi.

"Iii Rey ada kamera" Rengek Sandi

Rey tertawa geli melihat reaksi Sandi. "Nanti di cut yaa bang" Lanjut Rey pada Bang Wiki.

"Siap siap"

Bang Wiki pun memilih menyudahi aksi merekam nya karna Bang Wiki sadar kalau Rey dan Sandi butuh privasi untuk ngobrol tanpa ada kamera.

"Udah bang ngevlog nya?" Tanya Rey yang sadar Bang Wiki memasukan ponsel nya ke dalam saku celana.

"Udah, sekarang kalian bebas deh ngobrol" Kata Bang Wiki sambil tertawa.

"Aku pengen coklat dilan lagi mana kan tadi kamu kantongin" Pinta Sandi pada Rey.

"Gak, kamu udah abis satu bungkus nanti sakit gigi" Larang Rey.

"Iii pelit banget" Rengek Sandi sambil mengerucutkan bibirnya.

Rey yang gemas pun mencomot bibir Sandi membuat Sandi sedikit menjauh.

"Ngambek" Ledek Rey tertawa.

Rey pun mengeluarkan satu bungkus coklat dilan lagi lalu memberikan nya pada Sandi.

"Nih, satu aja abis itu udah yaa" Ucap Rey seraya memberikan satu bungkus coklat dilan pada Sandi.

Sandi pun menerima nya dengan senyum gemasnyaa.

"Gemes banget sih" Rey sambil mengacak ngacak rambut Sandi.



gimna part ini??? baper gak?? HAHAHA
maaf yaa klo dikit aku lg gaada ide bngt nih xixixi, tapi gpp lah yaa yg pnting aku lanjutin cerita ini xixixi happy reading para readerss setiakuu❤

REYSAN [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang