Part 47

778 75 6
                                    


Rey menggeliat badan nya. Rasanya malas sekali untuk ia beranjak dari tempat tidur. Kepala nya sedikit pusing dan badan nya juga terasa tidak enak. Mungkin ini di sebabkan gara gara scene nya yang terlalu banyak. Waktu tidur Rey juga terganggu di tambah masalah nya dengan Sandi belum juga kunjung usai.

Rey menatap langit langit kamar nya. Seketika Rey rindu sama gadis itu. Gadis yang beberapa minggu belakangan ini menjauh dari nya gara gara ulah Rey sendiri. Rey menghela nafasnya kasar dan berniat untuk menghubungi Sandi duluan.

Rey meraih ponselnya yang berada di meja lalu mencari kontak seseorang yang ia cari. Setelah itu Rey menekan kontak tersebut lalu menelfon nya. Cukup lama Rey menunggu akhirnya sang empunya mengangkat telfon Rey.

"Halo"

Rey mengerutkan keningnya ketika suara tersebut beda. Bukan Sandi yang mengangkat telfon Rey melainkan Ratu.

"Kok lo sih yang angkat telfon nya" Decak Rey.

"Kenapa? Gak suka lo?" Suara Ratu yang terdengar sinis.

"Biasa aja kali Tu. Lo masih marah sama gue?" Tanya Rey

"Menurut lo?"

"Sorry deh, iyaa gue ngaku gue salah Tu. Jujur itu refleks dari diri gue sendiri Tu" Jelas Rey

"Alasan lo gak ada yang lebih bagusan lagi? Perasaan setiap lagi kumat alesan nya itu itu mulu. Basi tau gak, pegel kuping gue denger nya" Jawab Ratu jutek.

"Yaelah lo gitu banget sih Tu sama gue. Kan gue udah minta maaf sama lo. Maaf yaa Tutu sayangg" Kata Rey

"Geli gue" Jawab Ratu sambil terkekeh

"Hahaha, Sandi mana? Gue pengen ngomong sama dia" Ucap Rey.

"Lagi take dia. Lo kenapa jam segini belum keliatan?" Tanya Ratu pada Rey.

"Paling sore gue kesana. Badan gue gak enak Tu, kepala gue pusing. Kaya nya gara gara gue kurang tidur. Kan scene gue lagi banyak" Ucap Rey

"Terus lo udah minum obat?"

"Gimana mau minum obat, gue aja baru bangun sarapan juga belom. Gak ada apa apa di villa gue. Ada nya mie instan, nanti deh gue bikin buat sarapan" Kata Rey

"Gila lo, sarapan pake mie instan. Emang Kak Bunga gak kesini?"

"Enggak, kan Kakak gue punya urusan lain. Gak setiap hari kesini lah"

"Yaudah, nanti gue kesana deh bawain sarapan. Awas aja lo makan mie instan"

"Gak usah Tu nanti gue gofood deh" Tolak Rey

"Gue gak nerima penolakan. Lo tunggu, gue kesana sekarang"

Tuttt

Sambungan telfon terputus sepihak. Rey menggelengkan kepala nya. Walaupun Ratu terlihat sangat cablak tetapi hati nya sangat baik dan perhatian. Rey besyukur masih mempunyai sahabat seperti Ratu.

Di sisi lain Sandi memicingkan mata nya melihat Ratu yang sedang telfonan menggunakan iPhone milik nya. Setelah selesai take Sandi melangkahkan kaki nya menghampiri Ratu.

"Abis telfonan sama siapa lo?" Tanya Sandi yang sudah berada di depan Ratu.

"Rey" Jawab Ratu seraya memberikan ponsel Sandi.

"Ouh" Jawab Sandi hanya ber oh ria.

Sandi melangkahkan kaki nya masuk ke dalam basecame diikuti oleh Ratu di belakang nya.

"San" Panggil Ratu.

Sandi menoleh lalu menautkan alisnya.

"Rey sakit" Kata Ratu seketika membuat raut wajah Sandi menjadi khawatir.

REYSAN [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang