Part 74

904 90 27
                                    


Rey berdiri mematung melihat seseorang yang berdiri disebrang sana. Kaki nya terasa kaku melihat seseorang yang berada tak jauh sedang berdiri di depan nya. Bunda Esi, Ayah Iwan dan Kak Fani tersenyum melihat reaksi Rey barusan.

"Diem aja, samperin sana" Tutur Kak Fani seraya mendorong pelan tubuh Rey.

Rey masih menatap tidak menyangka seseorang yang selama ini ia tunggu tunggu.

"Adek, kok diem aja sih, kaget yaa Kakak bawa Sandi kesini" Ujar Kak Bunga sambil terkekeh. Yaps, seseorang yang sedang memegang kue ulang tahun ialah Sandrinna.

Rey melangkah pelan menghampiri Sandi. Wajah nya masih menatap Sandi bingung, sedangkan Sandi menunjukan senyuman manis nya pada Rey.

"Kok gitu sih muka nyaa, kamu gak seneng aku dateng?" Tanya Sandi seraya mengerucutkan bibir nya.

"Gak gitu. Aku gak nyangka aja" Kata Rey yang masih menatap Sandi bingung.

Sandi terkekeh kecil. "Happy birtdhay yaa, Rey. Good bless you and all the best for you, Dear" Ucap Sandi sedikit terkekeh dengan kata kata terakhir yang ia ucapkan.

Akhirnya senyum Rey pun mengembang. Terlihat sekali wajah bahagia yang terpampang di wajah Rey. Bunda Esi, Ayah Iwan, Kak Bunga, Ka Fani dan Mas yudhi pun ikut tersenyum bahagia menatap dua sejoli ini.

"Cengar cengir mulu lo, tiup lilin nya tuh keburu meleleh" Seru Kak Fani seraya mendorong pelan lagi tubuh Rey.

Rey lagi lagi tersenyum. Sebelum meniup lilin tersebut, Rey menutup kedua mata nya seraya berdoa di dalam hati.

Entah doa apa yang Rey minta, hanya ia dan Allah yang tau.

"Aamiin" Ucap mereka serentak. Rey pun langsung meniup lilin kue ulang tahun tersebut. Di lanjut dengan acara potong kue. Suapan pertama yang pasti untuk Bunda dan Ayah. Yang kedua untuk Kak Bunga. Suapan ketiga Rey malah memberikan untuk Sandi bukan Kak Fani.

"Buat kamu" Ucap Rey sambil mengarahkan suapan kue ulang tahun ke arah mulut Sandi. Sandi mengerutkan keningnya.

"Kok aku? Kak Fani kan belum" Ujar Sandi.

"Biarin dia mah, nanti juga makan sendiri" Kata Rey sambil terkekeh kecil. Kak Fani yang mendengar itu pun menoyor kepala Rey pelan.

Setelah itu Rey pun lanjut menyuapi kue untuk Sandi. Rey dan Sandi saling melemparkan senyuman dan menatap satu sama lain seperti menyalurkan kerinduan yang selama ini mereka pendam.

"Bun, keluar yuk kaya nya ada yang butuh waktu berdua nih" Ajak Ayah Iwan seraya mengajak Bunda Esi keluar.

"Yaudah, kita keluar yaa. Kalian baik baik disini" Ucap Bunda Esi pada Rey dan Sandi.

"Awas jangan macem macem lo, Bong. San, kali dia macem macem keplak aja kepala nya" Seru Kak Fani pada Sandi membuat Sandi tertawa kecil.

"Yeee, enak aja lo" Balas Rey seraya terkekeh kecil dengan ucapan Kak Fani barusan

Setelah itu mereka semua pun keluar dari ruang keluarga kini tinggalah Rey dan Sandi yang berada di ruangan tersebut.

Rey yang sudah tidak tahan dengan kerinduan nya pun langsung menarik Sandi dalam pelukan nya. Rey memeluk Sandi sangat erat, menyalurkan rasa rindu yang ia pendam selama ini. Sudah hampir sebulan Rey tidak berinteraksi dengan Sandi. Ngobrol pun jarang.

"Aku kangen banget sama kamu" Guman Rey pelan seraya menenggelamkan wajah nya di leher jenjang milik Sandi.

Sandi membalas pelukan Rey dan juga memeluk Rey erat. "Aku juga kangen" Balas Sandi.

REYSAN [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang