Mau aku tinggal UAS bentar, jadi sekarang aja up datenya. Selama masih ada yang komen, aku bakal lanjut cerita ini. Sebagai tanda aku tahu kalau cerita ini cukup digemari untuk dibaca.
Sekian. Sehat selalu kawan!
__________________Masih di tempat sama sekali tak dikenali, Nismara hanya mampu memandang sekitar dengan gamang. Suara lelaki yang didengarnya seketika hilang, bersamaan cahaya samar-samar dilihatnya kembali gulita. Apakah Ia telah sadar dari tidurnya? Memimpikan sepasang kekasih teramat tragis tidaklah dirinya ingi mendengar. Perasaan menyesakkan itu... seakan merasukinya untuk balas dendam. Ikatan yang terselip rasa cinta penuh kasih menjadi kotor oleh pekhianatan yang dilakukan oleh salah satu di antara mereka.
Mengapa Nismara harus merasakan itu? Benarkah itu ramalan? Atau hanya sekedar bunga tidur?
Perlahan bangkit, Ia menyadari tubuhnya tak memakai pakaian sehelai benang pun. Siapakah gerangan yang telah lancang menjatuhkan harga dirinya? Persetan Nismara seorang perempuan, kedudukannya di Kerajaan Tarungga adalah pemimpin klan! Tentu orang yang melakukan itu adalah makhluk rendah, yang hanya berani melakukan rencana licik demi mendapatkan mimpi baru saja didapatnya tadi. Meski apakah benar itu kebenarannya, namun Ia menduga memang begitulah nyatanya.
Bajingan.
"He-hei kau, sialan! Aarghh!--"
Nismara menjerit tatkala merasakan luar biasa sakit di sekujur tubuh, barang gerak sedikit saja tubuhnya terasa rapuh yang seakan-akan remuk dan hancur. Demikian kedua tangan dan kaki yang terikat dari dua pasang rantai terlepas. terduduk Ia merasakan dinginnya permukaan tanah. Bercak cairan yang dirasakan kedua tangan dapat diciumnya aroma getih, terasa amis dan kental mengetahui tengah berada di tempat begitu lembab.
Apa ada penghuni di Gunung Welirang melakukan kejahatan serendah ini!? Apa perlu dirinya melaporkan hal ini pada Baginda Raja Nawasena!?
Cih, tetapi dirinya sendiri enggan melakukan itu. Tak ada setitik pun yang bisa diharapkan dari negara asalnya yang sibuk memerangi saudaranya sendiri, bertindak bodoh dan tidak bertanggung jawab.
Terseok tubuh menjauhi tempat yang sedari tadi mengikatnya, keremangan saat ini terlihat tak cukup untuk memandang jalan di hadapan. Kekuatannya seakan tidak berfungsi mengharuskan diri sendiri berusaha keras mencari jalan keluar, jelas Ia harus mengetahui siapa dalangnya. Jika memang orang yang melakukan ini berasal dari Gunung Welirang, maka Ia harus bersiap diri agar Kerajaan Tarungga tidak tertinggal informasi mengenai ancama dari pihak luar.
Gunung Welirang... Kerajaan Tritaya, bukankah seharusnya pihak yang seharusnya dikalahkan sudahlah musnah?
"Hm, hm, hm."
Seketika tubuh mematung, suara kekehan pelan seorang lelaki kembali memasuki indra pendengarannya. Persetan bak manusia lemah berusaha bangkit Nismara dari posisi, namun lagi-lagi pada akhirnya kembali terjerembab dalam tengkurapnya yang tak berdaya.
"Hampir sepuluh hari di dunia manusia dirimu tertidur, memang sudah terlampau cukup Aku melakukan tugasku dengan waktu sebegitu singkat. Kau tahu, Nismara wahai si peri seksi. Betapa Aku menunggu saat-saat seperti ini."
Suara bass mengalun tenang bak angin bertiup pelan, hal itu pula menyebabkan dirinya sendiri merinding bukan kepalang. Seluruh bulu kuduk yang berdiri, tak mengelak bahwa sang lawan bicara yang dihadapinya kini memiliki kekuatan sama dashyatnya dengan Nawasena. Sebenarnya... Apa tujuan lelaki ini?
"Akan sangat berterima kasih padamu untuk kedua kalinya jika rencanaku ini memang berhasil telak, sepasang kekasih yang ada di dalam mimipimu itu akan ada waktunya hancur lebur bersamaan kejayaan Kerajaan Tarungga. Demikian kau bisa bebas memerdekakan kaummu, itukah yang kau inginkan, wahai sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terjalin Senja
FantasyBahuwirya tak pernah berharap ia jatuh cinta pada gadis lugu yang terus menatapnya dengan rasa penasaran. Bagaimana ketika gadis itu mendekatinya, bertanya padanya, serta mengajaknya berbicara pada suatu hal yang selama ini belum ia rasakan di dunia...