online dengan nyonya besar

3.1K 169 3
                                    

"Sebenarnya apa yang terjadi, Bi?"

Rumahku seperti kapal pecah saat Shela melakukan videocall denganku. Semua ruangan berantakan. Beberapa barang berpindah tempat. Sekarang sudah lebih baik. Ruang tamu dan tengah sudah kembali seperti semula. Tinggal ruang makan yang masih perlu dirapikan.

Bi Karti hanya menunduk dan meremas tangannya gelisah sementara Shela dan Fabian diam. Wajah mereka tampak kaku. Sepertinya di sini aku yang belum tahu apa-apa.

"Bi?"

"Anu, Neng semalam-"

"Jangan bilang kucing lagi, Bi," potongku kesal. Aku menatap Fabian dan Shela bergantian. "Kalian tahu kan yang sebenarnya? Ini ada apa?"

Hening. Masih belum ada yang mau menjawab.

"Shel, lo masih hutang penjelasan sama gue tentang om-nya Aldi itu."

Wajah Shela memucat. Ya, aku harus menagih terus tentang siapa om-nya Aldi yang berteman dekat dengan Pak Farzan. Sampai sekarang Shela tidak mau menunjukkan sosok pria itu padaku. Seistimewa itukah orang itu?

Mataku kembali menatap Bi Karti. "Bi, jawab jujur, siapa yang melakukan ini semua?"

"Lebih baik Tuan Fabian saja yang cerita, Neng. Bibik mau ke belakang dulu lanjut beres-beres."

Bi Karti berjalan terburu-buru ke dalam. Meninggalkanku yang masih melongo. Belum sempat aku mencerna informasi itu, Shela juga menyela.

"Gue juga mesti pulang, Le. Dicariin suami gue. Bye."

Tinggal Fabian yang duduk di sebelahku. Matanya menatapku lurus. Sepertinya dia siap menceritakan semuanya.

"Jadi apa yang terjadi?"

Fabian meraih tanganku dan menggenggamnya. "Malam itu Hasbi datang dan berdebat denganku hingga terjadi perkelahian yang mengakibatkan meja kaca di ruang tamu pecah."

Aku terhenyak. Jadi malam itu?

"Dia memaksa untuk menemuimu."

"Lalu kemarin dia datang lagi?"

Fabian menggeleng.

Lho? Kalau bukan Hasbi, siapa?

"Hasbi sedikit gentar saat aku mengancam akan menarik kembali investasiku di perusahaannya. Aku rasa dia nggak akan punya cukup keberanian untuk datang lagi. Kemarin yang datang adalah Fiona."

Mataku melebar. Wanita itu lagi? Bukannya dia di penjara?

"Aku nggak tahu bagaimana caranya dia bebas dan tahu alamatmu. Satpam kompleks sudah mengusirnya kemarin begitu Bi Karti meminta bantuan. Mereka juga akan memastikan Fiona nggak akan bisa masuk kesini lagi."

Kapan aku bisa hidup tenang? Baru saja aku bernapas, sekarang aku harus merasa was-was karena keberadaan Fiona di sekitarku. Aku menatap Fabian yang meremas tanganku.

"Nikah sama aku, Ly."

Aku tidak bisa menjawabnya dan perlahan melepas genggamannya. Masih banyak yang harus ku pikirkan untuk melangkah kesana. Apa dengan menikah dengannya semua akan lebih mudah?

"Apa hebatnya aku sampai kamu memintaku untuk nikah sama kamu, Mas?"

Fabian mengernyit.

"Kenapa kamu nggak pilih wanita lain yang pantas buat kamu? Atau wanita yang kemarin?"

"Ngomong apa sih kamu?"

"Aku nggak punya apa-apa yang bisa membuatku pantas buat jadi istri kamu."

"Tapi aku cuma cinta sama kamu."

Mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang