wanita yang ditolak

2.8K 163 2
                                    

Selamat pagi

Selamat beraktivitas

Sebelum baca, tekan bintangnya di pojok kiri bawah ya

.
.
.

Entah bagaimana Fabian mendapat nomor telepon Lila, yang jelas dia menghubungi Lila dan menanyakan apakah aku sedang bersamanya. Saat itu juga Lila me-loud speaker panggilan masuk dari Fabian.

Leya harus menemui saya sekarang untuk menyiapkan meeting.

Dahi Lila berkerut, jiwa keponya berontak. "Meeting apa ya, Pak? Bukannya besok libur ya?"

Aku hanya menghela napas dalam, antara jengkel pada Fabian dan ingin menertawai ekspresi wajah Lila yang tak habis pikir dengan tingkah bosnya.

Apa saya harus jelaskan ke kamu?

"I-iya, Pak, ma-maaf. Saya akan segera menyuruh Leya kembali ke kantor."

Tidak usah. Kirim saja lokasimu sekarang.

"Ba-baik, Pak."

Tut tut tut.

"Jujur ke gue, ada hubungan apa lo sama bos kita?" tanya Lili dengan tatapan tajamnya. Sesekali tangannya bergerak menekan layar ponselnya. "Gue sampai disuruh sharelok tempat gue."

"Hubungan apaan? Gila aja lo!"

"Si bos nggak mungkin telepon bawahannya yang receh kayak gue kalau dia nggak segitunya sama lo. Sepanjang sejarah, Pak Fabian tuh mana mau telepon langsung bawahan. Yang ada asistennya yang jalan."

"Gue nggak ada apa-apa sama dia."

Lila menatapku serius. "Kalau pun ada, lo siap-siap aja jadi bahan gosip di kantor, Le."

"Gosip? Apaan sih lo!" Jujur, aku sudah gugup.

"Bos kita, pewaris tunggal Winata Corp dengan usaha di bidang media yang sekarang melejit. Banyak wanita yang ngincer bos kita. Semua ditolaknya. Jadi lo siap-siap juga dinyinyirin semua wanita yang ditolak bos kita."

Glek.

Sebelumnya aku was-was dengan ibunya Fabian tapi sekarang aku juga harus memikirkan wanita-wanita di sekitarnya. Hah, yang benar saja?

"Lo tunggu di lobby atau di apartemen gue?"

"Gue di lobby aja deh. Sori banget gue ngerepotin lo."

"Nggak apa-apa."

"Kalau lo mau naik, naik aja nggak apa-apa. Gue tunggu di lobby aja."

Lila mengantarku di lobby apartemennya. Kami duduk di sofa panjang yang ada di lobby.

"Le, biarpun kita baru kenal sebentar, gue cuma mau bilang lo bisa cerita apa aja ke gue."

Aku mengangguk dan tersenyum tulus. "Thanks."

"Lo harus move on. Gue yakin lo dapat yang terbaik dari mantan suami lo."

"Thanks lagi, Lil."

"Kalau pun emang lo ada hubungan sama bos kita, gue harap hubungan kalian berjalan lancar."

"Apaan sih, Lil!"

"Ngarep kan boleh, Le. Jangan sia-siain orang yang mau nungguin kita."

Aku bisa melihat kesedihan di mata Lila walaupun dia tersenyum lebar. Yang bisa ku lakukan hanya menggenggam tangannya dan mengangguk.

Mine (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang