Hari libur waktunya untuk Vero beristirat di rumah dan menghabiskan waktu untuk menenangkan segala fikiran pelajaran yang mampu membuat otaknya lelah.
Kring..kring..
"Ni alarm keras banget suaranya budeg kuping gue," kesal Vero yang langsung bergegas bangun untuk menuju kamar mandi.
Di waktu libur ini Vero sudah berjanji kepada Dela bahwa dia akan menghabiskan waktu bersama gadis kecil tersebut, karena dia sudah berjanji jadi dia ingin menepati janji tersebut walaupun waktu istirahatnya terbuang sia-sia.
Suara gemercikan air berada dalam kamar mandi terdengar hingga suara tersebut semakin lama semakin terdengar mengecil. Pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok Vero yang sudah keluar menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya.
Dia berjalan menuju tempat pakaiaannya berada milih baju yang akan dia kenakan untuk hari ini, saat semua sudah siap dia menghadap cermin melihat pantulan dirinya.
"Mama emang gak salah lahirin cowo kek gue haha," pd nya di depan cermin.
Dia langsung turun ke bawah untuk mengendarai motornya tersebut.
Belum beberapa langkah dirinya sudah di tanya oleh sang Mama.
"Heh mau kemana kamu?" tanya Mama.
"Ke rumah seseorang," jawab Vero yang kemudian berbalik mendekati sang Mama.
Dia mencium pipi Mama nya dan tersenyum, kemudian langsung berpamitan membuat sang Mama geleng-geleng kepala saja.
Akhir-akhir ini anaknya sangat berbeda seperti biasa nya ada keceriaan di wajahnya hingga di hari libur pun dia menghabiskan waktu di luar, penasaran sangat namun dia masih belum ada waktu untuk mengintai sang anak tersebut.
Brum...brum..
Suara deruman motor Vero terdengar sangat nyaring, melaju dengan kecepatan sedang sambil menikmati udara segar di pagi hari ini.
Dia melihat di sekeliling orang-orang bersama pasangan mereka namun Vero dia hanya seorang diri di motor tersebut.
"Dasar para bucin," sinis Vero.
Motor Vero berhenti di sebuah tempat orang-orang menjual segala macam sayur, dia menurunkan standar motornya dan melangkah mendekati pedangang tersebut.
"Pak," panggilnya.
"Eh mau beli apa mas?" tanya pedagang tersebut ramah.
"Saya mau beli ini satu, ini, ini, sama ini ya pak."
"Okey sama masukin ke dalam kertas dulu ya mas."
Vero mengangguk, sambil menunggu dia pamit sebentae untuk pergi ke tempat pedagang penjual ikan.
Setelah semuanya beres Vero menaiki motornya dan langsung melajukan motor tersebut menuju ke rumah Vera.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Itu Suamiku [Terbit]
RandomPERINGATAN!!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus, jadi hati-hati!!! Rawan di bilang gila. Sebagian part di private!!! Pertemuan singkat dimana anak dari Vera menyebut seorang remaja yang masih sekolah SMA sebagai Papanya, memb...