48. MINTA MAAF

1.5K 70 23
                                    

Jika ada typo mohon di tandai ya!

Happy Reading 📖

Ding.. Dong..

Suara bel rumah Vera berbunyi, Vera yang mendengar pun langsung turun ke bawah untuk menemui siapa orang tersebut. Namun saat dia membuka pintu ternyata orang tersebut adalah Vero.

Seketika mood Vera nenjadi rusak saat melihat wajah laki-laki itu lagi, sudah cukup ucapan menyakitkan darinya yang terlontar untuk mencaci maki Vera.

Vera menatap datar wajah Vero, sedangkan Vero dia menatap sendu sang kekasih yang sudah dia buat sakit hati dan kecewa. Sampai saat ini, rasa bersalah Vero terharap Vera masih ada.

“Vera... ” panggilnya lirih.

Namun, Vera membuang muka menghadap ke arah lain. Tidak ingin melihat wajah laki-laki itu lagi.

“Maafin aku, ” ucapnya.

Vera yang mendengarnya pun tertawa miris. Minta maaf, apakah semudah itu berucap kata maaf, setelah apa yang dia ucapkan kepada Vera. 

“Maaf? ” beo Vera.

“Iya maafin aku, aku tau aku salah. ”

“Semudah itu, ” jawabnya tersenyum sinis.

“Ra please, aku tau aku salah saat itu. Aku mau kita baikan kaya dulu lagi, aku janji bakalan gak kaya gitu lagi. ” ucapnya memohon.

Namun Vera tak memperdulikan ucapan dari Vero, rasa kecewa dan sakitnya masih ada. Saat ini, dia masih belum bisa untuk memaafkan atas kesalahan Vero.

“Pulang, ” suruh Vera tanpa melihat kearah Vero.

“Ra... ” lirihnya dengan wajah yang sendu.

“Saya bilang pergi! ” ucapnya dengan suara yang sedikit meninggi.

“Apa kamu gak mau maafin aku? ” tanya Vero.

“Maaf? Setelah kamu memperlakukan saya seperti itu, kamu seenaknya berucap kata maaf.” jawab Vera tertawa sumbang.

“Saat ini saya belum bisa memaafkan anda.” lanjutnya.

“Tap—”

“Saya bilang pergi sekarang, sebelum anak saya melihat kamu. ” jawabnya dingin.

“Apa gak ada kesempatan buat aku memperbaiki semuanya, menebus semua kesalahan aku. ”

Vera ingin menjawab ucapan dari Vero namun tehenti saat suara anak kecil berteriak kencang memanggil dengan sebutan Papa.

“Papa! ” teriak Dela.

Dela berlari dengan cepat, senyum bahagianya masih terukir saat melihat sang Papa datang. Namun, bukan untuk Vera dia masih belum bisa menerima semuanya.

“Papa, Dela kangen. ” ucapnya yang sudah berada di samping Vera.

“Sayang ngapain kamu kesini. Kan Mama udah bilang, ke meja makan buat sarapan. ” ucap Vera kepada anaknya.

Brondong Itu Suamiku [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang