16. Love Language from Jaevin

687 103 5
                                    

20jun2022;Monday

.

.
_______________________________________

Sesuatu seperti membuat Jaevin enggan melepaskan sosok cantik di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuatu seperti membuat Jaevin enggan melepaskan sosok cantik di hadapannya. Ia ingin terus menahannya, berharap gadis itu bisa tinggal di kamar ini lebih lama.

Matanya terbuka perlahan, ingin melihat raut wajah cantik itu lebih lekat, saat di perlakukan seperti sekarang.

Gadis itu masih memejamkan matanya, membiarkan bibir Jaevin nakal bergerilya di setiap sudut wajahnya. Jaevin tau benar jika Lisa sedang sangat gugup sekarang, itu jelas terasa dari tangannya yang bergetar dalam genggamannya.

"Aku sayang banget sama kamu, Sa!" Ucap Jaevin pertama kali, saat ia menarik wajahnya dari wajah gadis itu. Di usapnya wajah polos itu dengan sangat hati-hati, memulai sapuan tangan itu dari pinggiran bibirnya hingga kepada belah bibir ranum yang basah akibat ulah remaja laki-laki itu.

Ya, Jaevin memang meneguk beberapa gelas wine yang ia ambil dari lemari pendingin. Dia mabuk, tadinya. Tapi efek itu perlahan menghilang saat Lisa datang memberinya segelas teh herbal.

Sudut bibirnya semakin mengembang, terlebih menyadari gadis yang menjadi sosok yang sedang ia suka itu masih terlihat malu-malu sekarang. Bola matanya bergerak bingung, enggan memandangnya, dengan pipi yang menampilkan semburat kemerahan di kedua sisinya. Itu terlalu cantik.

Jaevin pun kembali mengecupnya, kali ini hanya sepintas, tapi berulang-ulang, membuat suara decapan-decapan kecil menguar jelas di kamarnya. Maaf, tapi Jaevin hanya sangat menyukai ekspresi malu-malu itu, hingga teringin melihatnya lebih lama lagi.

"Jaevin!"

Jaevin cukup terkejut karena tangan kurus Lisa mulai bergerak mendorongnya, hingga cowok itu sedikit terjungkal tapi tak sampai jatuh ke belakang.

"Udah deh, kamu nih malah keterusan!" Kesalnya, yang kemudian bangkit dan menatap Jaevin malas. "Aku mau pulang, sebelum Abian keburu dateng ke rumah Sofya."

Tanpa menunggu jawaban, gadis itu lantas pergi keluar dari dalam kamar Jaevin. Seperti orang bodoh Jaevin malah diam saja, sampai beberapa detik kemudian ia tersadar dan bergerak menyusulnya.

Untungnya Lisa masih bergerak turun di anak tangga. Jaevin pun langsung mengimbangi gerak jalannya.

"Aku anter!"

"Jangan ngada-ngada, Jae! Kamu mau aku di kulitin Abian?"

"Trus kamu ke rumah Fya mau naik apa? Mau jalan? Jauh loh!"

Gadis itu tiba-tiba berhenti, seperti berpikir beberapa saat. "Yaudah deh, tapi entar kalo Abian ngeliat gimana?"

"Aku yang bakal cari alesan, lagian kan aku yang nyuruh kamu kesini, jadi aku juga yang bakal tanggung jawab kalo kamu nanti dapet masalah."

Trust ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang