34. Batas kesabaran terakhir

502 89 4
                                    

11aug2022;thursday

.

.

___________________________________________

___________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi lo mau trus-trusan diem?!!"

Seseorang yang tengah di tarik kerahnya mendadak gemetar. Terlihat jika wajah Juan mengintimidasinya hingga menunjukkan urat yang menjalar di sekitar pelipisnya.

"G-gue di suruh doang, Ju. Gue juga di ancem."

"Ancem pala bapak lo! Ngomong yang jelas!"

Suasana toilet pria itu kian mencekam, Dito---sosok pria yang tengah di interogasi oleh tim basket sekolah sampai mengucurkan keringat dingin.

"T-tadi malem, anak buahnya Mark ke kosan gue, ngasih gue file foto cewek yang gue sendiri juga ga ngerti, t-trus dia nyuruh gue buat nge-send gambar itu ke grup kejuruan. Gue juga di ancem bakal di kencingin kalo sampe ga gue lakuin. G-gue..."

"Dan sekarang, gimana kalo gue aja yang ngencingin mukak lo!"

"J-jangan, Ju. Gue ga tau apa-apa, sumpah!"

Juan terlihat hendak membuka resleting celananya, membuat Dito refleks menutup kepalanya, takut jika benar salah satu pentolan sekolah itu benar-benar mengencingi wajahnya.

"Ampun, Ju. Gue---"

"Sssttt, udah-udah sana, balik ke kelas!"

Titah Jaevin tak ayal membuat Dito terkejut. Ia pun jadi mendongak, menatap Jaevin memohon.

"Lo budek? Apa nunggu gue kencingin beneran?" Kini Juan kembali menggertaknya.

Hingga tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Dito pun kemudian pergi meninggalkan lorong toilet laki-laki di sekolah itu.

"Trus sekarang target kita Mark?" Tanya Bima.

Jaevin menghela singkat. "Udahlah, pikirin nanti aja! Udah bel, kita harus cepet ke lapangan."

"Mau ngapain?" Tanya Gema.

"Upacara lah!"

Cakra mengernyit heran, melihat Jaevin yang sangat antusias mengajak mereka buru-buru ke lapangan sekolah. "Tumben banget, sat!"

 "Tumben banget, sat!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trust ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang