07. Awal baru

718 138 4
                                    

27may2022;friday

.

.

_________________________________________

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca tak terlalu terik hari ini. Lisa dan Jaevin memutuskan untuk berpindah ke sebuah ruang khusus tempat bahan-bahan olahan pabrik yang masih setengah jadi untuk di uji kandungannya. Ya, ini laboratorium. Di bagian sudut ruang divisi ini ada tempat khusus untuk para karyawan atau bahkan siswa-siswi PKL duduk dan membincangkan sesuatu secara serius. Sebenarnya tak semua hal bisa di bicarakan di sini, tapi Lisa tadi berdalih pada Pak Setyo selaku KASA divisi laboratorium, jika ia dan Jaevin perlu membahas hasil uji lab yang mereka lakukan beberapa bulan yang lalu untuk keperluan persentase saat kembali ke sekolah nanti.

Namun, bukannya langsung bicara, Lisa malah mendadak gugup setelah berpindah ruangan seperti sekarang. Sebenarnya tadi pagi sebelum ia pergi ke kantor, gadis itu sudah menyusun sebuah kalimat sedemikian rupa untuk menyelesaikan permasalahannya dengan Jaevin yang Lisa sendiri juga sebenarnya tidak terlalu paham dengan inti konfliknya. Hingga Geva bercerita tentang bagaimana beracunnya hubungan Jaevin dengan Ochi dan Lisa pun akhirnya paham kenapa Jaevin sampai membentuk sebuah jarak di antara mereka.

Lisa pikir itu tentang ketidakpekaannya sebagai teman.

Tapi, ayolah...

Kenapa Lisa sekarang malah jadi kesulitan bicara?

Gadis itu melirik Jaevin sesaat, pria itu tengah menatap kosong pada jendela persegi selebar meja billiard yang terpahat di hadapan mereka. Lisa sangat tidak menyukai sesuatu yang seperti ini. Maksudnya, tentang pertengkaran di antara teman yang terjadi berlarut-larut dan tak terselesaikan bahkan sampai di hari terakhir mereka bertemu seperti sekarang.

"Udah hampir lima menit, masih mau diem terus?"

Lisa terperanjat. Akhirnya malah Jaevin yang lebih dulu membuka suara. "Mmh, gak gitu... Sebenernya aku cuma mau bilang..." Lagi-lagi kalimat itu menghilang di tenggorokan. Lisa kemudian memejamkan mata rapat, bersusah payah menyusunnya kembali agar sampai ke telinga Jaevin.

"Jae... Aku... Eung... A-aku minta maaf!"

Huh, akhirnya....

Sedikit Lisa rasakan kelonggaran di dadanya. Seakan ruang kosong yang tadi di penuhi buih penyesalan perlahan-lahan kembali melega setelah kalimat singkat itu ia keluarkan. Ya, meskipun masih terbata-bata. Tak apa, sekarang hanya tinggal menunggu jawaban dari cowok itu.

Sekali lagi Lisa memberanikan diri menatap wajah yang berada di sampingnya. Jaevin masih diam, ekspresinya juga belum berubah sejak tadi. Apa mungkin permintaan maaf gadis itu di tolak?

Trust ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang