Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setengah jam sudah berlalu sejak Lisa berdiri di depan pintu kelasnya. Matanya celingak-celinguk ke kanan kiri mencari presensi cowok tinggi yang menjadi kekasihnya. Tapi tidak ada apapun. Lisa pun mencebik sebal, apalagi Jaevin tak bisa di hubungi barang sedetik saja.
"Nyebelin banget!" Keluhnya, yang kemudian berbalik masuk ke dalam ruang kelasnya lagi.
Lisa terduduk. Dengan wajah yang di tekuk dan bertopang dagu. Ia sangat ingin pulang, sebenarnya bisa saja ia meninggalkan Jaevin tanpa perlu berlama-lama menunggunya seperti sekarang.
Tapi...
"Kangen banget!" Rengeknya tiba-tiba kepada ruang hampa.
Kini wajahnya sempurna bersembunyi di balik lipatan tangannya sendiri. Pikirannya menerawang jauh, tentang hubungan mereka yang sudah berjalan setengah tahun dari hari dimana ia menerima Jaevin. Sekarang bahkan dirinya sudah duduk di kelas 12. Tak di sangkanya juga ia bisa betah main kucing-kucingan dengan orang tuanya.
Ya, semenjak kelas 12, Lisa harus mengatur segala hal agar bisa di antar oleh Abian. Tentu saja, kakak kandung Lisa itu sudah tak SMA lagi, ia bahkan sudah kuliah. Tak mungkin lagi Lisa bisa mencuri waktu dengan cara bertukar kendaraan dengan Jaevin di pertengahan jalan. Sementara Abian sudah berbeda jadwal dengannya. Hanya ketika jam kuliah Abian ketepatan pagi, Lisa akan beralibi minta di antar dan di jemput oleh kakaknya itu.
Beruntungnya, meskipun sejak awal Abian sudah tau perihal hubungan mereka, tapi ia tak berminat sedikitpun untuk cepu kepada orang tuanya.
Sampai hari ini.
Hah, ternyata ada sisi menguntungkan juga punya kakak kandung seperti Abian. Bahkan Kakak laki-lakinya itu tak pernah sekali pun meminta imbalan apa-apa pada mereka.
"Lagi nunggu mas pacar, ya?"
Lisa lumayan terhenyak, kala seseorang berbicara dengan pergerakan tangan yang menyisir surai panjangnya. Ia sedikit mendongak, tanpa berniat menegakkan punggungnya. Seseorang itu pun terlihat telah duduk di samping kursinya. Entah sejak kapan juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.