17aug2022;wednesdayDIRGAHAYU BANGSAKU 🇲🇨
.
.
____________________________________________
"Masih sakit?"
"Umm, nggak terlalu. Cuma agak perih sedikit."
Satu kecupan mendarat pada surai legam yang kini sudah mengering. Lisa tersenyum, menyamankan posisinya pada bahu yang tengah melingkari lehernya, dan memeluknya dari belakang.
"Kamu kenapa?" Jaevin bertanya lagi, merasa ada sesuatu yang belum terjawab sejak tadi.
"Apanya yang kenapa?"
Sambil mengelus lengan tangan Lisa, Jaevin tersenyum singkat. "Kok tiba-tiba ngajak aku kaya gini?"
Seseorang yang di tanya itu berpikir. Mencari sesuatu yang pas untuk menjawab pertanyaan kekasihnya.
"Kamu mau denger jawaban singkatnya? Atau detailnya?"
"Dua-dua."
"Ok." Lisa membalikkan tubuh lebih dulu. Sedikit melonggarkan diri dari pelukan Jaevin, ia kemudian jadi berhadapan dengan sosok itu. "Jawaban singkatnya, karena aku penasaran. Hehe."
"Penasaran?" Tanya Jaevin heran. Sepertinya jawaban itu tak memuaskan untuk di dengar. "Kok kesannya aku jadi kaya bahan coba-coba."
"Emang!"
Onyx cokelat itu melebar. "Serius?"
"Haha. Ya enggaklah. Panik banget! Padahal kan yang perawan aku, bukan kamu. Kamu mah udah dari lama gak perjaka!"
Rasa malu kini melunturkan amarah Jaevin. "Y-ya, yaudahlah, jangan di banding-bandingin."
Jaevin merebah setelahnya. Melepaskan tautan tubuh polos mereka. Ia mulai melipat tangannya di belakang kepala, menjadikan itu sebagai bantalan. Ditatap nya langit-langit kamar, sedikit tak percaya, jika mereka baru saja melakukan pergumulan. Senyum tampannya pun terukir, dengan sorot mata bahagia yang tak meluruh sama sekali.
Namun, hanya beberapa detik, sebelum kemudian pikiran buruk di otaknya tiba-tiba mengacaukan rasa bahagia itu.
"Ay?"
Lisa yang sudah terduduk lantas menoleh, sambil tangannya memegangi selimut yang menutupi buah dadanya.
"Kamu ga lagi berusaha ngasih aku kenangan terakhir kan?"
"H-ha?"
Dahi Lisa refleks mengernyit, dengan bibir yang menjengit heran. "Kenangan terakhir?"
"Iya. Kenangan terakhir." Jaevin bangkit setelahnya. Lalu ikut mendekati posisi duduk Lisa. "Bisa aja kamu tau, kalo kedepannya kita tetep ga bakal bisa barengan. Jadi sekarang kamu sengaja ngasih aku ini, biar nanti kamu lebih gampang buat ninggalin aku."