26. Perfect/imperfection

529 97 31
                                    


19july2022;tuesday

.

.

___________________________________________

___________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari lumayan terik hari ini. Jam tangan Lisa menunjukkan jika sebentar lagi siang akan berganti sore. Nafasnya terengah, begitu juga dengan pria yang sejak tadi mengajaknya berlari dari sekolah menuju jalan setapak yang Lisa sendiri tidak tau akan ujungnya.

Hingga kemudian ia melihat sekumpulan anak bermain sepakbola di tengah-tengah lapangan yang sekelilingnya tertutupi ilalang tinggi dan beberapa pohon rindang di sekitarnya.

"Jae, kita dimana?" Tanya Lisa bingung.

Jujur saja sejak tadi mereka sudah melewati banyak kelokan sampai Lisa sendiri bingung tak bisa mengingatnya.

"Tempat rahasia ku!"

"Kamu gila ya? Entar kalo Abian nyariin aku gimana?"

"Gampang, tadi aku udah izin, trus Abian bilang dia juga lagi mau main futsal sama temen-temennya. Jadi nanti dia yang bakal ngehubungin kita duluan, kalo sekiranya main futsalnya udah selesai."

Lisa menatap tak habis pikir. "H-hah? Bisa kebetulan gitu?"

"Ya, gatau... Aku tadi baru ngomong kalo bakal ngajak kamu pulang agak telat, tau-tau abang kamu ngomong kalo dia juga lagi mau main futsal sama temennya."

Setelahnya Jaevin berlalu santai tanpa rasa bersalah sama sekali. Ia kemudian melemparkan tas sekolahnya di antara semak belukar yang tak begitu tinggi, lalu berlari dan bergabung dengan anak-anak kecil yang terlihat bermain bola di sana.

Lisa menatapnya heran, walau kemudian ia memilih duduk dan memperhatikan pria itu bermain sepak bola bersama anak-anak yang sepertinya tidak sekolah itu.

Tidak sekolah?

Eh iya!

Lisa baru menyadari itu sekarang. Kawasan ini terlihat sangat kumuh dan tertutup dari hiruk pikuk kota. Selama ini Lisa pikir ibukota tak memiliki lahan luas lagi untuk anak-anak yang ingin main bola secara bebas dan terbuka, tapi ternyata tempat seperti ini masih ada.

"Bang, itu pacar lo?"

Salah satu anak yang melihat keberadaan Lisa pun mulai penasaran.

"Cakep juga yak!"

"Sok tau cakep lo!"

"Tau dong! Hehehe, bening banget bang! Kenalin sama kita dong bang!"

"Dih, bocah! Main bola dulu yang bener, kalo kalian menang, gue kenalin plus gue kasih duit jajan cepek. Mau?"

Riuh semangat pun langsung menjawab ajakan Jaevin. Hingga beberapa menit setelahnya sudah berlalu. Jaevin tampak terengah, sambil mengeluarkan uang seratus ribu dari dalam sakunya.

Trust ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang