22. Jawaban

487 110 16
                                    

08juli2022;friday

.

.

____________________________________________

Di sudut bangunan sekolah, berbataskan tembok kelas dan tembok pembatas antara sekolah dan jalanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sudut bangunan sekolah, berbataskan tembok kelas dan tembok pembatas antara sekolah dan jalanan. Jaevin akhirnya bisa kembali melihat mata cantik itu.

Meskipun sepertinya perasaan senang itu tak berbalas. Nyatanya gadis di hadapannya tak berminat sedikitpun untuk melihatnya. Tatapannya lurus ke arah tembok, dengan tubuh yang menyandar pada dinding bangunan sekolah. Sementara Jaevin bersandar pada tembok pembatas di hadapannya.

Jaevin membuang napas singkat, lalu berjalan kearah Lisa.

"Sa?"

Gadis itu tak menyahut, hanya tatapannya saja yang terarah kepadanya.

"Aku kangen banget sama kamu." Ucap cowok itu, masa bodoh dengan respon buruk yang mungkin akan Lisa berikan setelahnya. "Kamu udah lumayan tenang kan?"

Lagi-lagi Lisa cuma mengangguk.

"Jadi, gimana?" Jaevin mengulum bibirnya ke dalam. "Apa aku boleh minta jawabannya sekarang?"

Jujur saja jantungnya langsung memompa tak wajar saat menunggu respon dari Lisa. Selama beberapa detik Lisa hanya diam, tapi kemudian ia menghela napas dan menatap Jaevin datar.

"Sejauh apa?"

Dahi cowok itu mengernyit kemudian. "Apanya?"

"Kamu, sama Ochi."

Ah, hampir saja ia lupa dengan syarat terakhir itu. Bukankah Lisa ingin mendengar kisah itu sebelum memberinya kepastian yang jelas?

"Kaya yang aku bilang kemarin. Kami ngejalanin itu murni cuma---"

"Kamu sampe nidurin dia?"

Bibir Jaevin terkatub. Tak di sangka Lisa akan se-frontal itu.

"Aku pengen tau soal itu. Kamu sampe making-out atau sebatas foreplay aja?"

"Sa... A-aku, emmm..."

Segalanya seakan berhenti di tenggorokan. Antara malu dan merasa jijik jika mengingat kembali dirinya sebelum mengenal sosok Lisa.

"Jangan berusaha bohong cuma karena pengen aku terima. Karena aku bakal lebih ngebenci kamu, kalo sampe aku tau sendiri kebenarannya."

Setiap kali Lisa mengeluarkan kalimat, itu rasanya seperti sebuah belati yang menghunus ulu hatinya berkali-kali. Jaevin seperti tak memiliki pilihan lain.

"Y-ya... Itu.." Helaan nafas berat lekas ia buang. "Making out."

Sekelebat raut marah dan kesal terlihat terpancar dari wajah cantiknya. Lisa berkali-kali mendengus dan seakan tak percaya dengan apa yang sudah ia dengar.

Trust ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang