27. Demanding

494 92 30
                                    

24july2022;sunday

.

.

_________________________________________

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu utama sebuah rumah terbuka. Sekarang pukul 19.15 pm, dan Jaevin baru memijakkan kakinya di rumah. Bukan sesuatu yang mengagetkan juga, Jaevin memang sering pulang sekolah saat langit sudah berganti gelap.

Terlihat mbak Mia sedang membereskan meja makan saat Jaevin melintas menuju anak tangga.

"Mbak bikinin aku Es kopi instan ya!"

"Di anter ke kamar mas?"

"Yoi!"

"Oke, mas! Siap!"

Mbak Mia pun tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. Jaevin hanya terkekeh dan lanjut bergegas menuju kamarnya.

Tangannya sigap menggapai knop pintu, membukanya, lalu melempar tasnya asal. Ia bahkan lupa membuka sepatu sekolahnya di bawah.

"Elah, ngeribetin banget!" Gerutunya yang kemudian keluar pintu kamar dan membukanya di depan sana. Ia hendak meminta mbak Mia membawakannya turun ketika mengantarkan Es kopinya nanti.

Jaevin merogoh ponselnya, melihat status baterai dan mungkin beberapa pesan yang di kirimkan Lisa.

Sayang, tidak ada apapun kecuali kondisi baterai yang melemah. Ia membuang napas kesal sambil ingin berjalan menuju meja belajarnya dan mengisi daya baterai hpnya.

"Baru pulang?"

Jaevin terperanjat dengan sebias suara di ranjang tidurnya. Karena posisi ranjangnya yang berada agak masuk ke dalam di samping pintu kamar, ia sampai tak menyadari jika ada seseorang yang tengah duduk di atas ranjangnya.

"Sekolah dimana jam segini baru pulang?!"

Alih-alih menjawab, Jaevin malah melempar tatapan sinis. "Gue mau mandi, keluar gih!"

"Dih, kaya ga biasa aja gue liat lo polosan. Mandi aja kali! Atau mau mandi bareng lagi?"

Sumpah, jika seandainya ia bisa di beri pilihan untuk mengasari wanita, maka Ochi adalah wanita pertama yang akan ia pukuli sampai babak belur.

"Chi, gue lagi ga mood adu bacot sama lo, jadi dengan amat sangat sopan gue minta tolong sama lo, keluar dari kamar gue sekarang!"

Ochi tak lantas menurut untuk pergi, pertamanya, ia menatap Jaevin tak habis pikir. Lalu turun dan berjalan mendekati adik tirinya di dekat meja belajar.

"Yakin pilihan lo Lisa?"

Jaevin menanggapi pertanyaan itu datar.

"Cewek cupu kaya gitu---hah, beneran Lisa?"

Trust ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang