06. Di jauhin

774 137 3
                                    

Double up!

.

.

_________________________________________

Langkah Lisa kian mendekat pada tiga perempuan yang terlihat menertawakannya tadi, seiringan dengan itu suara tawa dan panggilan seseorang yang meneriakkan namanya juga menggema di balik tubuh gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah Lisa kian mendekat pada tiga perempuan yang terlihat menertawakannya tadi, seiringan dengan itu suara tawa dan panggilan seseorang yang meneriakkan namanya juga menggema di balik tubuh gadis itu.

Astaga! Ini benar-benar momen paling menyeramkan yang pernah terjadi di sepanjang hidupnya. Seperti Lisa tau sesuatu apa yang akan terjadi beberapa detik kemudian.

Yakin saja, di hitungan ke tiga... Seluruh tawa dan pekikan yang menguar itu akan meredam tiba-tiba.

Satu...

Dua...

Ti... Ga.

Seolah langit sedang meminta mereka diam, seluruh belah bibir yang ada di sana pun terkatup dengan pandangan mata yang sama-sama terkejut. Dan sialnya, Lisa malah berada di tengah-tengah mereka.

"Chi, itu beneran pacar lo kan?" Ujar salah seorang perempuan yang tadi seperti menertawakan Lisa. Lisa tak mengenalnya, tentu karena sekolah mereka yang berbeda.

Perempuan di sebelahnya lagi, yang Lisa tau namanya Nini juga sedang menatap tak percaya pada Lisa dan seseorang di belakangnya. "Loh? Gue ini gak lagi salah liat kan, Chi? Kenapa malah Jaevin yang ngejer-ngejer cewek itu? M-maksud gue..."

Bungkaman tangan Ochi seketika membuat mulut mereka diam. Lisa juga begitu, entahlah... Hanya sedikit merasa tidak enak saja. Mendengar percakapan singkat mereka barusan ia bisa sedikit menyimpulkan, jika mungkin mereka selama ini mengira Lisa sedang mengejar-ngejar Jaevin.

Kakinya hendak lanjut melangkah, sebelum kemudian tangan kekar yang Lisa tau memiliki jemari besar-besar itu tiba-tiba merangkul pundaknya. "Ya, ampun Sa! Cuaca panas banget kan? Ngadem di aula, kuy?"

Hah!

Lisa tak bisa berkata-kata, apalagi Jaevin lebih memilih untuk menariknya pergi dari sana, tanpa peduli dengan bagaimana pandangan ketiga cewek yang salah satunya adalah pacarnya sendiri masih tajam memperhatikan gerak langkah mereka. Tangan Lisa kian merapat pada rok biku panjang yang ia pakai. Gadis itu takut. Bukan takut yang seperti kepada mendapatkan imbas sikap nakal yang mungkin akan mereka lakukan padanya. Tidak, Lisa bukanlah siswi yang sepolos itu hingga tidak tau harus bagaimana bertindak untuk menyelesaikan masalah kenakalan remaja seperti itu.

Ini lebih seperti, tentang suatu logo yang mungkin akan tertancap di wajahnya jika ia adalah gadis perusak hubungan orang. Tidak, ia benar-benar tidak mau di cap seperti itu. Itu benar-benar melukai harga dirinya sebagai seorang wanita.

Trust ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang