Karena apartemen milik Sam yang hanya cukup untuk menampung dua orang. Jadi, Gadis itu terpaksa tidur di kamar Bi Asih dan membiarkan kakak temannya itu tidur di kamarnya.
Sebenarnya dia ingin membiarkannya tidur di sofa. Toh orang asing ini! Tetapi niatnya itu tidak jadi karena tidak tega mendengar ringisan yang terus keluar dari bibir Alan.
Paginya Sam memilih pergi ke sekolah karena tidak ingin terlambat. Dia menyerahkan Alan kepada Bi Asih untuk diurus. Dia tidak sampai hati untuk mengusir pria itu dalam keadaan babak belur.
Alan membuka matanya perlahan ketika sinar matahari menerpa wajahnya. Pria itu menyerit ketika melihat ruangan asing yang di tempatinya. Tangannya sedikit linu karena semalam dia gunakan untuk melindungi wajahnya.
Ingatannya melayang pada gadis yang menolongnya. Apa dirinya sedang berada di rumah gadis itu?
Suara pintu dibuka membuat Alan mengalihkan pandangannya. Pria itu menatap bingung Bi Asih yang baru saja masuk ke dalam kamar itu. Keningnya berkerut sangat dalam. Apa mungkin semalam dirinya salah lihat?
Yang menolongnya bukan seorang gadis melainkan wanita paruh baya? Tapi, Alan mendengar dengan jelas saat itu jika yang berbicara adalah seorang gadis.
"Makan dulu, Den. Baru setelah itu beristirahat kembali. Aden bisa pulang setelah merasa tubuhnya lebih baik." ucap Bi Asih pada Alan. Dia bukannya mengusir pria itu. Tetapi itu adalah amanat dari Sam.
"Bibi yang menolong saya?" tanya Alan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Pria itu baru sadar dirinya berada di sebuah kamar yang sedikit feminim namun juga sedikit maskulin. Sangat aneh jika kamar ini milik Bibi di hadapannya ini.
Bi Asih tersenyum kecil karena merasa lucu. "Bukan, Den. Non Sam yang nolongin Aden. Bibi sudah tua begini tidak mungkin kuat bahwa Aden sendirian."
Alan menggangguk-nganggukan kepalanya. Sekarang Dia mengerti! Bodoh sekali dirinya mengira Bibi ini yang menolongnya. Tapi tunggu! Sam? Nama itu sedikit tidak asing di telinganya.
"Makasih, Bi." Alan tersenyum tipis yang membuat ketampanannya semakin berlipat. Bi Asih sampai memuji dalam hati jika teman Putri majikannya itu sangat tampan. Pasti banyak wanita di luar sana yang mengejarnya.
"Aden harusnya berterima kasih sama Non Sam. Dia semalam bawa Aden sampai pengen dipijit. Katanya Aden itu berat badannya kayak pegulat."
Ucapan jujur Bi Asih berhasil membuat Alan tertawa. Pria itu tidak bisa membayangkan bagaimana repotnya Bi Asih menghadapi keluhan gadis yang menolongnya. Pasti lucu!
"Kalo begitu Bibi ke dapur dulu ya Den. Belum beres nyuci." ucap Bi Asih pamit. Dibalas angguhkan kepala oleh Alan.
Alan memakan makanan yang dibawa Bi Asih. Hanya tumis kangkung dengan paha ayam goreng, yang menemani nasi. Sesederhana itu tapi rasanya sangat luar biasa. Alan terakhir makan seperti ini ketika dirinya kuliah dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bad Girl
РазноеCupu! Yes. Bad? Yes. Samantha memilih untuk mengeluarkan ekspresi yang selama ini dipendamnya. Memilih untuk menghilangkan keterpurukannya dengan menikmati hidup. Membiarkan sampah yang mengaku sebagai keluarga untuk menikmati hartanya. Sebelum dia...