Alan mengepalkan tangannya hingga buku-buku jari tangannya memutih. Pria itu marah melihat laporan dari anak buahnya. Di tangannya ada bukti dan keterangan mengenai kematian orang tua Sam. Serta pengambilan hak waris perusahaan secara paksa.
Ini gila! Bagaimana mungkin Gadis itu masih bisa bertahan ketika keluarganya hanya menginginkan hartanya. Bahkan tidak peduli dengan keadaannya yang mungkin saja tidak memiliki rumah untuk tinggal. Mereka iblis!
Seakan merasa tidak cukup atas penderitaan yang mereka berikan kepada Sam. Silvia juga ikut sekolah di sekolah yang sama dengan gadis pujaan hatinya. Hanya untuk memastikan jika hidup Sam menderita.
"Apa Mereka diciptakan tanpa hati?" gumam Alan heran.
Kejadian beberapa hari lalu di apartemen Sam juga ulah Miranda. Alan tidak mengerti kenapa wanita iblis itu tidak puas dengan harta Sam. Masih saja harus menyiksa orang lain!
Tenang saja, Jade. Aku akan membalaskan setiap rasa sakitmu kepada mereka. Dan mengembalikan perusahaan orang tuamu ke tangan yang seharusnya. Batin Alan bertekad.
Alan tidak tahu saja, jika Sam sudah membalas sebagian rasa sakit yang diberikan oleh keluarga sampahnya itu. Gerak gadis itu tidak terpantau oleh anak buah Alan.
"Lakukan cara apapun agar perusahaan itu menjadi milik Sam kembali. Berikan semua bukti kecurangan mereka agar para investor menarik semua saham mereka. Ketika mereka hampir bangkrut belilah perusahaan itu dengan harga yang murah." titah Alan dengan wajah dingin kepada asistennya.
"Baik, Tuan."
"Oh ya, cari juga orang yang berniat mencelakai adikku."
**********
Sam tertatih-tatih berjalan ke dapur. Gadis itu tidak memanggil pelayan menggunakan microphone yang berada di kamarnya. Menurutnya itu terlalu ribet!
Lagi pula berjam-jam di kamar sendirian rasanya membosankan. Yang dilakukannya hanya rebahan, makan, tidur. Yakin dalam beberapa bulan ke depan perutnya akan buncit seperti balon jika terus seperti itu.
Alicia pasti sudah berangkat sekolah pikirnya sedih. Dia juga ingin ikut ke sekolah tapi semua orang tidak mengizinkannya. Mereka jahat! Karena pada akhirnya dirinya ditinggalkan seorang diri.
Ternyata menjadi orang sakit itu sangat menyedihkan. Lain kali Sam tidak ingin sakit lagi. Sebab itu membuatnya merasa menjadi orang yang tidak berguna.
"Sssh." Gadis itu mendesis. Rasa sakit di lututnya membuat Gadis itu duduk di lantai. Namun, posisi itu tidak bertahan lama karena seseorang mengangkat tubuhnya.
"Eh!"
"Seharusnya kamu minta pelayan saja jika butuh sesuatu." ucap Andre meletakkan tubuh Gadis itu di kursi makan.
"Kau tidak kuliah?"
"Aku masuk siang. Banyak orang yang menanyakanmu di arena balap." ucapan Andre berhasil membuat Sam kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bad Girl
RastgeleCupu! Yes. Bad? Yes. Samantha memilih untuk mengeluarkan ekspresi yang selama ini dipendamnya. Memilih untuk menghilangkan keterpurukannya dengan menikmati hidup. Membiarkan sampah yang mengaku sebagai keluarga untuk menikmati hartanya. Sebelum dia...