"Tuan, Nona pergi dari sekolah sebelum jam pelajaran selesai. Keadaannya juga sedikit berantakan." ucap asisten Alan.
Alan menghentikan pergerakan tangannya dan mengerutkan kening samar. "Bolos? Apa sesuatu terjadi padanya?" Perasaan khawatir tiba-tiba merayangi dada pria itu.
"Saya kurang tahu. Tapi, saat ini Nona sedang menuju apartemennya."
Pria itu menghela nafas panjang dan melonggarkan dasi miliknya. Alan bersandar di kursi kerja mewah dan empuk miliknya. Mata pria itu tertuju pada sebuah benda pipih berbentuk persegi panjang milik Sam.
"Terus awasi dia. Jangan sampai kalian kehilangan jejak. Jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, Kau akan yang menerima akibatnya." ucapan serius dengan nada penuh ancaman itu berhasil membuat asisten Alan mengangguk patuh.
"Baik, Tuan." Tentu saja dia tidak ingin dipecat dari pekerjaannya. Dirinya sudah mengabdikan diri pada perusahaan itu selama 10 tahun. Dia tidak akan mendapatkan gaji yang sama besarnya dari perusahaan lain.
Alan mengetuk-ketuk jari tangannya di meja ketika mengingat sesuatu. "Carikan aku informasi lengkap mengenai riwayat hidup Sam. Pastikan jangan ada yang terlewat sedikitpun."
"Baik, Tuan."
Karena kau sudah mengacaukan pikiranku. Maka, kau harus bertanggung jawab untuk itu. Aku tidak akan melepaskan, Samantha! Batin Alan licik.
*********
Sam menyesal berbelanja ke minimarket. Sepertinya hari ini memang hari sialnya. Karena Zico, sang mantan juga berada di tempat yang sama. Pria itu seakan menemukan permainan baru ketika melihatnya.
"Samantha!"
Gadis itu memilih berbalik dan berjalan menjauh. Tetapi tangannya lebih dulu ditahan oleh Zico. "Sudah lama tidak bertemu, kau jadi sombong ya."
"Bukan urusanmu." Sam mendengus malas dan menepis tangan Zico.
Zico tersenyum sinis melihat reaksi Sam. Ternyata memang benar jika Gadis itu semakin cantik. Dulu juga cantik sih! Hanya saja waktu itu gadis ini belum mau mengurus diri dan penampilan.
"Kau di mana sekarang? Kulihat rumahmu kosong." Zico mengikuti langkah Sam yang sedang memilih bumbu dapur. Tetapi gadis itu tidak menanggapinya sama sekali.
"Hei, Aku sedang berbicara denganmu bukan dengan lantai." kesal Zico membalikkan tubuh Sam.
"Aku sedang tidak berniat bernostalgia dengan masa lalu. Jadi jangan menggangguku!" Setelah itu berjalan lebih cepat dengan tangan mendorong troli.
Zico mengacak rambutnya kesal. Ternyata niatnya sudah terbaca jelas oleh gadis itu. Pria itu berlari kembali menyusul Sam. "Apa sudah tidak ada kesempatan lagi? Aku menyesal, sungguh. Kali ini aku akan menjadi pasangan yang lebih baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bad Girl
AcakCupu! Yes. Bad? Yes. Samantha memilih untuk mengeluarkan ekspresi yang selama ini dipendamnya. Memilih untuk menghilangkan keterpurukannya dengan menikmati hidup. Membiarkan sampah yang mengaku sebagai keluarga untuk menikmati hartanya. Sebelum dia...