Cupu! Yes. Bad? Yes. Samantha memilih untuk mengeluarkan ekspresi yang selama ini dipendamnya. Memilih untuk menghilangkan keterpurukannya dengan menikmati hidup. Membiarkan sampah yang mengaku sebagai keluarga untuk menikmati hartanya. Sebelum dia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah sadar yang dilakukan Sam adalah mengurung diri. Gadis itu tidak membiarkan siapapun masuk ke dalam ruang inap yang di tempat ini. Termasuk Alicia!
Gadis itu malu dengan dirinya sendiri! Merasa tidak pantas berada di sekitar Alicia. Yang merupakan anggota keluarga Walter yang terpandang. Sedangkan dirinya kotor!
"Maaf, Tuan. Nona mengurung diri dan tidak mengizinkan siapapun masuk." ucap salah satu anak buah Alan.
"Dobrak!" titah Alan. Pria itu khawatir jika sama lakukan hal yang nekad. Membiarkannya seorang diri dalam sebuah ruangan itu hal yang harus dihindari.
"Tapi.. Nona mengancam akan bunuh diri jika ada seseorang yang menerobos masuk."
"Apa aku harus mengulang perintah dua kali?" tanya Alan bengis. Pria itu melemparkan tatapan yang tajam kepada anak buahnya yang menunduk.
"Tidak, Tuan."
Pintu kamar inap Sam di dobrak dengan kuat oleh anak buah Alan. Hanya dua kali percobaan pintu itu terbuka dengan engsel yang rusak. Sam yang melihat itu sontak menatap tajam kearah pintu. Dimana Alan masuk dengan wajah khawatir.
"Sudah ku bilang Aku ingin sendiri!" bentak Sam kesal. Gadis itu melemparkan gelas berisi air pada Alan.
Prank
Gelas itu hancur berkeping-keping tepat di samping Alan. Pria itu tidak berekspresi sama sekali ketika lehernya terkena sedikit goresan dari potongan gelas itu. Kakinya mendekat cepat pada Sam dan menghentikan pergerakan Gadis itu yang akan melempar kembali sebuah apel.
"Hentikan, Samantha!" bentak Alan berang. Pria itu tidak suka dengan sikap Sam yang seperti ini. "Kau bisa membuat orang lain terluka."
Sam mendongak dengan wajah berani menatap Alan. "Apa aku terlihat peduli?" Tatapan Gadis itu menatap leher Alan yang mengeluarkan darah. Sorot matanya sedikit melunak!
Apa dia tidak merasakan sakit? Batin Sam heran.
Alan membawa tubuh Sam ke dalam pelukannya. Memeluknya dengan erat seakan tidak ada lagi hari esok. Sam terbelalak kaget! Gadis itu mengerjap matanya beberapa kali dengan rasa panas.
"Aku disini! Kau tidak sendiri. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." bisik Alan dengan lembut di telinga Sam. Pria itu membawa kepala Sam bersandar di dadanya. Dengan posisi masih berpelukan!
Mata Gadis itu berkaca-kaca. Tanpa ragu membalas pelukan Alan yang terasa hangat dan nyaman. Bibirnya bergetar dengan air mata yang jatuh mengalir di pipinya. Sam membutuhkan pelukan ini!
Cup
Alan mengecup leher Sam yang terdapat bekas Kiss Mark. Tubuh gadis itu bergetar karena ulahnya. Alan tersenyum samar dan mengusap rambut Sam. "Aku akan membiarkanmu menangis hanya untuk hari ini. Tapi tidak dengan hari yang lain."