Angga Galaxy Walter, putra kedua dari keluarga Walter. Sudah menganggap Sam seperti adiknya sendiri karena sebuah kejadian masa lalu.
Pria itu selalu mengikuti ayah dan ibunya ketika ada pertemuan bisnis. Dia ingin seperti kakaknya yang cerdas dan dibanggakan oleh orang tua mereka. Di sebuah pertemuan dia tidak sengaja bertemu dengan Sam yang masih berusia 14 tahun.
Karena orang tua mereka yang sangat akrab dan beberapa kali mengadakan pertemuan. Keduanya pun menjadi akrab dan saling merasa nyaman. Sam yang tidak pernah memiliki sosok kakak dalam hidupnya menganggap Angga seperti kakak laki-laki baginya.
Sedangkan Angga, melihat bayangan adiknya Alicia pada diri Sam. Mereka memiliki sifat keras kepala yang hampir sama. Namun, keduanya harus berpisah ketika orang tua Angga lebih banyak menghabiskan waktu di luar negeri. Mengurus perusahaan mereka yang mulai berkembang di sana.
"Abang kangen." Sam memeluk manja tubuh Angga. Pria itu tidak merasa keberatan sama sekali. Mereka duduk bersama dan saling menukar cerita.
Tanpa sadar jika ada hati yang terbakar saat ini. Sejak kapan dia mudah akrab dengan orang lain pikir Alan heran. Alan ingat betul jika Angga adalah tipikal orang yang tidak mudah akrab dengan orang lain.
Adiknya itu juga tidak terlalu suka banyak bicara. Tapi sekarang, lihatlah! Adiknya itu seperti pria yang sedang mengobati rindu setelah sekian lama tidak bertemu. Seperti sepasang kekasih!
"Ekhem!"
Keduanya mengalihkan pandangan mereka ketika mendengar Alan berdehem. Pria itu melemparkan tatapan peringatan kepada sang adik. Namun, adiknya itu sangat tidak peka dan malah melayangkan tatapan bingung.
"Tenggorokanmu rusak?" tanya Sam polos.
"Masuk ke kamarmu! Ini sudah malam. Besok kau harus sekolah." ucap Alan datar. Sam merenggut kesal, Gadis itu menatap Angga meminta pembelaan.
Tetapi, Angga sangat setuju dengan apa yang dikatakan kakaknya. "Besok aku akan mengantarmu ke sekolah."
"Baiklah, antar aku ke kamar." ucap Sam mengalah.
Apa-apaan dengan nada manja itu. Berbeda sekali ketika berbicara denganku. Batin Alan panas. Pria itu melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya.
"Pelayan akan mengantarmu." ucap Alan datar. Pria itu kembali melemparkan tatapan penuh peringatan kepada adiknya.
Kali ini seperti Angga mengerti apa yang dimaksud oleh Alan. Pria itu mengacak-ngacak rambut kesal dan tersenyum kecil. "Ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan bang Alan. Pelayan tolong tunjukkan kamar nona ini."
"Baik, Tuan. Mari Nona."
Sam hanya bisa pasrah. Padahal dia ingin sekali bercerita lebih banyak dengan Angga. Tetapi, Tuan otoriter itu benar-benar mengganggunya. Awas saja!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bad Girl
RandomCupu! Yes. Bad? Yes. Samantha memilih untuk mengeluarkan ekspresi yang selama ini dipendamnya. Memilih untuk menghilangkan keterpurukannya dengan menikmati hidup. Membiarkan sampah yang mengaku sebagai keluarga untuk menikmati hartanya. Sebelum dia...