Alicia membersihkan seragam putihnya yang terkena saus. Gadis itu tidak sengaja memencet botol saos sedikit kuat. Karena sedikit macet! Namun, siapa sangka malah keluar banyak.
"Ish! Warnanya sulit hilang."
Gadis itu berbalik ketika mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya. Gadis itu mundur satu langkah ketika Silvia berjalan mendekatinya. Sial! Silvia kali ini membawa temannya yang lain. Bukan Kayla dan Lovi!
"Pegangnya dia!" titah Silvia pada kedua temannya. Tidak bisa juga disebut teman karena pada kenyataannya Gadis itu membayarnya.
Alicia memberontak dan menatap Silvia tajam. "Kalian mau apa?"
Silvia tersenyum sinis. Gadis itu mencengkram rahang Alicia dengan kuat sehingga keluar ringsan dari bibir mungil Alicia. "Kau ingat apa yang telah kau perbuat padaku?"
"Kau membuatku malu di depan semua murid yang berada di kantin. Kau membuat malu di hadapan Aslan. Dan kau juga merebut Aslan dariku!" bentak Silvia dengan suara yang semakin tinggi.
Alicia menutup matanya ketika telinganya terasa berdengung. Apa si Silvia ini tidak sadar jika suaranya begitu jelek pikirnya heran.
"Itu bukan urusanku." desis Alicia kembali memberontak.
Bruk
"Akh!"
Gadis itu menendang perut Silvia sehingga wanita itu jatuh di lantai. "Lemah!" sinis Alicia dengan senyum remeh yang tersungging di bibirnya. Gadis itu tidak sadar jika dia berhasil memancing amarah Silvia.
Silvia meringis dan bangkit menatap Alicia marah. Tangannya terkebal kuat.
Plak
Plak
"Kau berani melawanku, di saat aku bisa saja membunuhmu sekarang." bentak Silvia. Gadis itu kembali mencengkram rahang Alicia. Kali ini kuku runcingnya berhasil menusuk kulit mulus Alicia. Belum lagi ada bekas tamparan di pipi kanan dan kiri Alicia.
Silvia muak melihat wajah Alicia. Gadis itu dengan kasar menghempaskan wajah Alicia. Sebuah senyum bujurnya melihat bekas kukunya merah di wajah Alicia yang putih.
Alicia memandang Silvia was-was ketika Gadis itu menyalakan keran air. Dia memberontak kuat namun kedua gadis yang menahannya tidak membiarkannya lepas. "Lepaskan aku, brengsek!"
Silvia mencengkram kuat rambut Alicia sehingga Gadis itu mendongak ke arahnya. "Ini peringatan untukmu. Jika kau masih mendekati Aslan dan mengganggu rencanaku. Kau akan mendapatkan yang lebih dari ini."
Tanpa belas kasihan gadis itu menekan kepala Alicia menuju keran. Membasahi rambut gadis itu dan tidak membiarkannya mengangkat kepala. Gadis itu tertawa jahat bersama kedua temannya. "Bagaimana airnya? Segar?"
Alicia menangis karena tidak kuat menerima ini semua. Seumur hidup baru kali ini dia diperlakukan serendah ini. Hatinya terasa sakit! Dia baru tahu jika ada orang sejahat Silvia.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bad Girl
RandomCupu! Yes. Bad? Yes. Samantha memilih untuk mengeluarkan ekspresi yang selama ini dipendamnya. Memilih untuk menghilangkan keterpurukannya dengan menikmati hidup. Membiarkan sampah yang mengaku sebagai keluarga untuk menikmati hartanya. Sebelum dia...