Plak
"Anak sialan! Apa yang telah kau lakukan sehingga polisi menangkapmu!" bentak Egi setelah menampar wajah Silvia. Wajah pria itu merah padam karena marah. Urat lehernya juga menonjol dengan tangan terkepal.
Silvia memegang pipinya yang terasa panas. Mata gadis itu berkaca-kaca, rasa sakit di pipinya tidak sebanding dengan rasa sakit yang ada di hatinya. Ini pertama kali ayahnya itu menamparnya!
"Kau tahu, banyak investor menarik saham mereka dari perusahaan. Pasti mereka mengetahui, jika kau terkena kasus sehingga masuk ke dalam penjara."
Kenapa ayahnya itu menyalahkannya. Silvia tidak tahu apapun. "Aku tidak tahu kenapa polisi menangkapku, pa. Mereka tiba-tiba datang dan membawaku." ucap Silvia membela diri.
"Polisi tidak akan menangkapmu tanpa alasan. Kau benar-benar membuatku kecewa. Padahal aku sudah berusaha keras agar para investor percaya kepada kita. Tapi karena ulahmu, semuanya kacau!"
Hati Silvia sakit mengetahui ayahnya itu tidak mempercayainya. Padahal dia adalah anaknya. Harusnya orang tua lebih mempercayai putrinya daripada mementingkan perusahaan.
Egi tidak tahu jika para investor itu menarik saham mereka karena lebih tertarik dengan penawaran Alan. Apalagi pria itu memberikan beberapa bukti kecurangan Egi yang membuat mereka kecewa. Padahal perusahaan begitu menguntungkan ketika dipegang oleh Samuel, ayah Samantha.
Tetapi karena Egi belum mengetahui itu. Pria itu menyalahkan putrinya atas semua yang terjadi. Apalagi dia sempat mendapatkan telepon dari kantor polisi mengenai putrinya. Tentu saja marahnya langsung meledak! Apalagi Egi sudah kehabisan ide untuk meyakinkan para investor.
"Kau urus saja dirimu sendiri. Aku tidak ingin terlibat apapun dengan semua ulahmu." ucap Egi meninggalkan Silvia tanpa memberikan kehangatan untuk gadis itu.
"Pa! Percaya sama Silvia. Silvia nggak pernah berniat buat papa kecewa!" Gadis itu menangis dengan air mata yang turun deras di pipinya. Tubuhnya ditahan oleh polisi karena mencoba untuk menyusul Egi. Tatapan kecewa ayahnya itu membuat hatinya terasa tercabik-cabik. Sakit!
"Pa!"
"Papa harus percaya!"
Sayang ibunya masih berada di rumah sakit untuk pemulihan. Jadi Silvia tidak memiliki seseorang yang dapat membelanya saat ini. Bahkan ayahnya itu tidak ingin memberikan jaminan untuk dirinya bebas. Silvia kecewa!
*******
Sam tersenyum miring melihat gedung perusahaan ayahnya. Ah, sudah terlalu lama dirinya membiarkan Paman sialannya itu berjaya. Kini dirinya akan datang sebagai pahlawan ketika perusahaan berada di ambang kehancuran.
Seperti biasa Gadis itu memakai pakaian yang berkelas dan elegan. Meskipun ada sedikit rona tomboy tapi itu tidak membuat kecantikannya memudar. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Bad Girl
RandomCupu! Yes. Bad? Yes. Samantha memilih untuk mengeluarkan ekspresi yang selama ini dipendamnya. Memilih untuk menghilangkan keterpurukannya dengan menikmati hidup. Membiarkan sampah yang mengaku sebagai keluarga untuk menikmati hartanya. Sebelum dia...