Diwaktu yang sama namun tempat yang berbeda, seorang gadis tengah terduduk di bawah ranjangnya, membersihkan biola kesayangannya dengan penuh kelembutan.
Ceklek!
"Bi.. "
"Apa jing?!" Jawabnya tanpa menoleh,
"Gue bukan anjing!!"
"Emang gue sebut lo anjing??" Santainya seraya bangkit berniat menaruh biola ditempatnya.
"Lian aja bisa gak??"
"Hmm.. Kenapa??" Cuek titan,
"Gue kepikiran doi terus nih.." Ujar berlian menggebu dengan wajah yang sok imut.
Brugggh! Titan melemparkan bantal tepat di wajah berlian yang nampak menjijikan baginya.
"Najis tuh muke!!" Berlian masih terdiam namun menatap tajam pada titan yang kini merebahkan tubuh diatas ranjang.
"Gue lagi cerita bi..!"
"Lanjut.."
"Gue rasa gue jatuh cinta pada pandangan pertama sama doi dan gue yakin doi pun punya rasa yang sama.." Titan menarik tubuhnya terduduk, penasaran dengan orang yang berlian maksud.
"Siapa jing??" Berlian mengacungkan jari tengahnya kemudian merona.
"Anindita..!"
Deg!
Titan terdiam, telinganya tak tuli membuat tubuhnya menegang dan jantungnya berdenyut ngilu. Ia menatap berlian yang tengah melamun dengan senyuman indah.
"Kok diem bi?? Lo budek apa gimana??" Heran berlian, titan mengerjap kemudian menatap berlian dengan tatapan dibuat tegar.
"Trus gue harus gimana jing??"
"Lo gak kaget gitu?"
"Oh Wow astagaaaa gue kaget.. Ya tuhan jantung gue hah.. " Berlian mendelik kesal padanya, melempar bantal kearah titan dan bangkit dari tempat duduknya.
"Lebay lo BABI..!!"
"Berisik lo ANJING! sana keluar gue mau tidur!!" Usirnya seraya merebahkan tubuh. Berlian mendengus dan menghentakan kakinya.
"Fuck you!!"
Brakkk!
"Fuck you too.. " Balas titan lirih saat berlian keluar dari kamarnya dan membanting pintu dengan cukup keras.
Ia menatap langit-langit kamar, terdiam dengan lamunan yang entah apa itu hingga ia jengah dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut kemudian tertidur.
Pagi menyapa, titan kini tengah sibuk dengan peralatan masaknya. Ia memang selalu menyempatkan waktu dipagi hari untuk memanjakan keluarganya lebih tepatnya keluarga angkat.
Gadis itu memang tak seberuntung berlian yang lahir dari keluarga yang penuh kasih sayang. Namun tetap dalam hal ini titan merasa lebih beruntung dari siapapun karena bisa menjadi bagian dari keluarga besar ini.
"Biru.. " Titan menoleh dan tersenyum manis.
"Pagi bu, yah.."
"Pagi sayang.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)
Short StorySepekat rasa yang aku punya. Sebesar cinta yang aku damba. Setulus hati yang aku bangga. Seperti itulah aku yang berusaha membuatmu bahagia. -Jingga Biru-