Anin tengah berkeliling pusat perbelanjaan seorang diri. Mencari sesuatu yang akan ia berikan untuk sang kekasih yang berulang tahun esok hari. Setelah satu minggu ia bekerja part time di club malam milik temannya, anin bersyukur mendapatkan upah dari kelelahannya selama ini. Lelah karena harus bekerja padahal ia tak pernah sekalipun melakukan pekerjaan, lelah karena harus bermain petak umpet dengan sang kekasih yang sama-sama belum mengetahui kegiatan malam mereka.
Ia masuk kesebuah toko khusus perlengkapan pria. Di hadapannya berjejer beragam warna tshirt, jaket, jas, sepatu juga jam tangan dan dompet. Anin dibuat bingung oleh itu, ia mengelilingi toko mencoba menemukan sesuatu yang pas untuk titan. Hingga langkahnya terhenti tepat di deretan dompet, tangannya mengambil sebuah dompet kulit berwarna hitam dan membukanya.
"Biru pasti butuh ini, dompetnya kan udah butut hihi.. " Ia terkekeh kala mengingat kondisi dompet butut milik titan.
Anin kembali mengedarkan pandangan menatap deretan jam tangan didalam etalase, tatapannya terfokus pada 1 jam tangan yang ia rasa akan cocok di pergelangan putih tangan sang kekasih. Tangan kanannya terangkat memanggil seorang pelayan dan menunjuk barang yang ia maksud.
"Yang ini mas .. "
"Ini ? "
"Iya, tolong di bungkus ya sama ini sekalian" Iya menyerahkan dompet yang tadi dipilihnya kemudian beranjak menuju kasir.
Anin terkekeh sendiri melihat isi dalam dompetnya berisikan lembaran uang berwarna merah dan biru, biasanya anin tak pernah mengantongi uang cash sebanyak itu."Terimakasih.. " Ia mengambil barang belanjaannya dan berlalu keluar dari toko dengan senyuman indah dan rasa bangga pada dirinya sendiri.
Sementara itu, titan tengah asik mengajar dikelas musiknya. Ia memperhatikan satu persatu muridnya yang kini telah semakin lancar memainkan instrumen yang mereka sukai. Tawanya pecah kala melihat queen menjahili temannya kemudian menyuruhnya maju kedepan.
"Coba kamu mainkan instrumen lagu lain selain yang udah kamu hafal queen.. "
"T-tapi kak-? " gagap queen berusaha menolak namun tatapan datar titan membuatnya mendengus pasrah.
"Untung cakep kalo engga gue pecat lo !! " Gumamnya menggerutu, titan mendekat ke arah queen kemudian menariknya duduk di depan sebuah piano dan membimbing tangan si gadis memainkan sebuah lagu.
Bukan hanya queen namun murid-murid lainnya nampak tercengang melihat begitu hangat perlakuan titan pada queensha, membuat mereka sedikit iri.
"Tutup mata kamu dan ikuti alunannya.. " Bisik titan tepat di telinga queen. Gadis itu menutup mata dan titan mulai melepaskan tangannya dan berdiri tegak di belakang queen yang kini memainkan piano itu mengikuti instingnya.
Titan tersenyum seraya ikut memejamkan mata menikmati alunan lembut yang queensha mainkan, begitupun murid lainnya yang mengikuti apa yang titan lakukan. Hingga permainan piano itu selesai, queen membuka matanya dan tersenyum.
Prokk.. Prokk..
"Keren queen.. "
"Mantaaaap wuuuu.. "
Riuh suara tepuk tangan dan teriakan dari teman-teman queen membuat titan membuka matanya dan melirik queen dengan senyuman hangat kemudian beranjak menuju meja nya. Queen masih menatap titan sesaat sebelum kembali duduk di bangkunya.
"Sebentar lagi akan ada lomba musik, kaka yakin kalian bisa ikut.." Ujar titan hangat, murid-murid nampak saling berbisik antusias menciptakan senyuman lebar di bibir titan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)
Short StorySepekat rasa yang aku punya. Sebesar cinta yang aku damba. Setulus hati yang aku bangga. Seperti itulah aku yang berusaha membuatmu bahagia. -Jingga Biru-