"Arletta Naina"

527 71 1
                                    

Titan terduduk lemas ditepi ranjang, anin dibelakangnya tengah tertidur pulas dan belum menyadari keberadaan sang kekasih. Titan menoleh kebelakang saat terdengar deru nafas memburu dari anindita, ia mengusap kepala gadisnya berusaha menenangkan anin yang diyakini tengah dalam mimpi buruknya.

Ia kembali membalikkan tubuh dan terdiam tanpa di sadari anin kini membuka kedua matanya, menatap punggung titan kemudian bangkit dan memeluknya dari belakang membuat titan sedikit terperanjat.

"Kamu ngagetin aku anin.. " Ujar titan seraya mengusap lengan anin yang melingkar erat di perutnya.

"Aku kangen kamu bi.. " Lirih anin seraya menghirup aroma tubuh titan, menciumi leher putih titan dengan mata terpejam.
Titan ikut memejamkan mata dan menggerakkan kepala menahan geli dan nikmat yang menyerang bersamaan.

Tangannya meremas lembut lengan anin yang masih setia memeluknya erat, anin mengarahkan kecupan kebelakang telinga titan juga menggigit cuping telinganya. Mendesah tertahan tepat di lubang telinga titan membuat bulu-bulu halus di seluruh tubuh si gadis maskulin itu berdiri tertantang.

Titan mendongakkan kepalanya saat anin mengecup dan menggigit kecil kulit lehernya meninggalkan bercak kecil kemerahan. Tangan anin pun tak tinggal diam, menerobos masuk kedalam kaos yang titan pakai, meraba sensual perut rata si gadis hingga ke payudara kecilnya.

"A-ninhhh.. " Bisik titan kenikmatan, anin menyeringai seraya masih terus menyerang titik-titik sensitive sang kekasih. Titan yang semakin terbakar hawa nafsu kemudian bangkit berdiri menatap anin dengan seringai iblisnya dibalas anin dengan tatapan seduktif dan menggoda.

Si gadis maskulin perlahan melepaskan kaos yang ia pakai, menyisakan  sport bra dan celana jeans panjangnya. Anin pun sama, ia yang hanya memakai tanktop kini mengenyahkan selembar kain itu dari tubuhnya hingga terpampang jelas kedua gunung kenyalnya yang menantang. Membuat nafas titan semakin memburu dan dengan cepat menindih tubuh anin diatas ranjang.
















Keesokan harinya.
Mobil hitam mewah milik berlian terhenti tepat di depan sebuah gedung Sekolah Menengah Atas swasta tempat si gadis belia yang kini menyandang status sebagai kekasihnya menimba ilmu. Ini hobby barunya selama kurang lebih satu minggu ini, mengantar dan menjemput gadisnya.
Ia menatap kearah gerbang dan tersenyum melihat queensha yang juga tersenyum kearahnya, namun tak lama senyuman itu berganti dengan helaan nafas jengah kemudian keluar dari mobilnya kala melihat dua orang siswa mengganggu dan menghalangi jalan queensha.

Berlian berdiri tepat dibelakang kedua murid pria yang tingginya hampir sama dengannya, queensha tersenyum kearahnya.

"Nah gitu dong senyum, berarti mau kan jalan sama gue ?? " Ujar si pria percaya diri. Berlian tersenyum miring seraya menyisir rambutnya kebelakang dengan jari kemudian menaruh kedua tangan di bahu kedua pria itu dan menggesernya pelan, membuka jalan untuknya.

Cuph!

Tanpa basa-basi ia menarik tubuh queensha kedalam pelukannya dan mencium kening gadis itu. Membuat kedua pria tadi membelalak dan salah tingkah saat berlian menatap mereka dengan tatapan datar namun terlihat seperti menantang.

"S-sorry, gue gak tau queen udah punya cowo.." Gugup salah satu pria itu, berlian tersenyum miring dan masih menatap keduanya bergantian yang nampaknya tatapan datar berlian mampu membuat nyali mereka menciut dan bergegas melarikan diri dari sana.
Berlian masih menatap kedua pria tadi yang melarikan diri kedalam gedung sekolah sementara queensha bersiap mendaratkan capitan jemari lentiknya di pinggang sang kekasih.

"Awww.. awww.. ishhhh.. " Berlian menjerit kesakitan dan refleks menjauhkan tubuhnya dari queensha.

"K-kok dicubit sih?? "

JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang