"Real Wedding"

1.1K 76 20
                                    



Titan nampak tenang di balik kemudi. Anindita di sampingnya, berulangkali mendaratkan kecupan pada pipi kekasihnya meski hanya mendapatkan lirikan kecil dan senyuman manis dari Titan. Gadis itu kembali duduk dengan tenang tak ingin mengganggu konsentrasi Titan. Hingga tak lama, mobil yang mereka tumpangi terhenti di basement gedung kantor keluarga Anin.

Titan menarik nafas panjang sebelum melepaskan seat belt dan membalikan tubuh menghadap Anin yang telah terlebih dahulu memiringkan tubuh kearahnya.

Grep!

Cuph!

Anin tersenyum senang karena tanpa di duga berhasil mencuri ciuman tepat di bibir tipis sang kekasih.

"I love you, Biru.."  Si gadis maskulin hanya tersenyum menanggapinya. Bukan tak ingin membalas, namun Titan yakin jika satu patah kata saja ia keluarkan, air mata yang sedari tadi ia tahan pun akan membucah dan Titan tak ingin merusak bahagia siapapun saat ini, pikirnya.

"Kamu, sayang aku kan?"

Titan mengangguk, "Hmm.."

"Ihhh.. jawab yang bener bi.."

"Heem..  "

"Heem apa? sayang anin ??"  Kembali gadis itu mengangguk, Anin mendelik padanya kemudian menegakkan tubuh dan menyilangkan kedua lengan di dada.

"Tau ah, aku ngambek !!"  Titan menatapnya, dengan cepat menarik lengan anin dan memeluknya erat. Anin terlihat kaget namun kemudian membalas pelukan tersebut dan mengusapkan telapak tangannya di punggung Titan dengan lembut.

Keduanya terdiam saling menikmati pelukan penuh kasih sayang tersebut. Hingga tak lama terdengar kekehan kecil dari bibir tipis Titan. Anin menaikkan sebelah alisnya dan berusaha melepaskan pelukan namun Titan menahannya. Pasalnya kini Titan terlihat lebih emosional, kedua maniknya dipenuhi genangan yang terlihat menyakitkan namun bibirnya menyunggingkan senyuman lebar nan mengerikan.

"Aku sayang kamu, Anin.."  Bisikan parau itu terdengar bagai alunan sendu namun penuh cinta di pendengaran Anin. Gadis itu tersenyum, mengecup leher Titan kemudian membalas,

"Aku lebih sayang kamu, cuma kamu.."

"Anin, apa aku diizinkan untuk egois? sekali saja?" Anin melepaskan pelukannya, menangkup kedua pipi Titan meski tatapan Titan tak sedikitpun mengarah pada manik birunya.

"Bi.. "  Gadis yang dipanggil mengangkat pandangan, menatap lekat kedua manik biru Anin dengan sayu.

"Apa yang kamu inginkan?"

"Kamu, Anin.."

"Aku? Aku milikmu, Bi.."  Titan menggeleng pelan dan kembali memalingkan pandangan dari wajah Anin.

"Greysha, sebentar lagi kamu milik Greysha!"

"Aku milik kamu Bi, kamu gak percaya??"

"Liat aku bi, liat .. " Anin kembali menarik wajah Titan agar menatapnya. Ia mengecup bibir Titan sedikit lama kemudian memasang ekspresi wajah yang serius.

"Kamu harus percaya sama aku bi, rasa sayang dan cinta aku utuh cuma buat kamu, Biru. Gak ada Greysha ataupun yang lainnya.."

"T-tapi..  "


Srettt!


"A-anin.. kamu..,"  Ucapannya terhenti karena melihat Anin tergesa menarik lepas seatbelt nya dan keluar dari mobil. Sementara ia masih menatap kosong kearah kursi tempat tadi Anin duduk.


JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang