-Dinner-

953 115 8
                                    

Siang hari menuju sore, titan masih di area kampus tepatnya di parkiran. Menunggu dengan sabar si gadis cantik yang beberapa hari ini meghiasi hari-harinya. Ia terduduk bersandar dibawah pohon, dengan earphone yang setia bertengger di lubang telinganya.

Matanya terpejam menikmati semilir angin yang sejuk, bibirnya menyunggingkan senyuman manis.
Tak lama anin datang, ia berjalan perlahan kearah titan kemudian duduk disampingnya.
Masih asik menatapnya dengan tatapan memuja dan penuh cinta, titan akhirnya menyadari kehadiran anin karena mencium bau parfum anin. Ia membuka mata dan menatap wajah anin.

"Cantik.." Puji titan dalam hati, bak drama korea keduanya masih saling memandang dengan pujian.

Waktu seakan terhenti saat itu juga, gesekan daun yang tertiup angin menjadi musik pengiringnya. Tangan kanan titan terangkat dengan sendirinya, mengusap lembut pipi anin.
Anin memejamkan mata menikmatinya kemudian tangannya ikut terangkat menggenggam tangan titan di pipinya seraya membuka mata.

"Udah cinta sama aku bi ??" Titan seakan tersadar ia mengerjap, dengan cepat menarik tangannya dan duduk dengan tegak.

"Bi...?" Panggil anin, titan merasa aneh dengan situasi ini.

"U-udah selse kan? Yok balik " Ajak titan kemudian bangkit dan berjalan cepat menuju motornya. Anin masih menatap punggung titan yang semakin menjauh kemudian bangkit dan berjalan lemas mengikutinya.

Selama perjalanan tak ada percakapan dari keduanya, anin sibuk menatap jalanan di kanan dan kirinya sementara titan sibuk memikirkan pertanyaan anin tadi. Beberapa kali ia nampak kehilangan fokus berujung tepukan manja anin di bahunya.

Tak lama, titan menghentikan motornya tepat didepan komplek rumah anin. Bukan tak ingin mengantar anin sampai depan rumah, namun anin sendiri yang menolak. Beralasan ingin mampir ke salah satu minimarket yang berada di depan kompleknya dan titan mengiyakan.

"Bi, thank's ya.. " Ujar anin seraya menyerahkan helm pada titan.
Titan hanya mengangguk kemudian pergi begitu saja membuat anin sedikit kesal, yang sebenarnya titan menyembunyikan kegugupan dan debaran jantung yang tak karuan saat ini.

"Dia kenapa sih hah.." Gerutu anin kemudian melanjutkan jalan kaki kearah rumahnya tanpa mampir ke minimarket tujuannya.

Tak lama anin sampai di gerbang rumah megahnya, ia berjalan santai seraya tersenyum manis mengingat wajah titan saat tertidur di bawah pohon seraya menunggunya tadi.

"Non cantik kayaknya seneng banget nih hehe., " Anin menoleh pada bi asri yang sedari tadi memperhatikan wajah cerianya.

"Iya dong bik hehe.. "

"Bibi ikut seneng non.."

"Makasih ya bi, ohya papa sama mama jadi pulang bik?" Tanyanya seraya mengedarkan pandangan.

“Jadi non, mungkin 2 jam lagi baru sampe.. " Anin mengangguk kecil kemudian berjalan kearah bik asri dan mencium pipi kanannya.

"Anin ke kamar dulu ya bik, see you.. " 

Masih dengan hati yang berdebar dan berbunga juga sedikit kesal, anin masuk kedalam kamarnya dan merebahkan tubuh diatas ranjang king size itu.

Ting! Notifikasi pesan masuk.

Meysa Cantik :
"Lo kemana paya??"

Anindita :
“Balik!"

Meysa Cantik :
“Sendirian??"

Anindita :
"Dianter ayaaaang hihi.."

JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang