"Terpaku"

5.3K 217 14
                                    

Sore yang ramai, disinilah aku. Menonton lalu lalang manusia-manusia angkuh yang menganggap harta adalah kebahagiaan dan segalanya. Dengan beragam brand terkenal menempel ditubuh mereka dengan wewangian yang menunjukkan level kekayaannya, aku menatap sinis seraya tersenyum getir melihatnya.


Tak ku pungkiri aku pun penikmat uang namun tak berpatok pada seberapa koper yang dimiliki atau seberapa juta lembar yang dihabiskan setiap harinya. Oh ayolah, tak adakah seorang saja yang sepemikiran denganku? Yang menganggap harta hanya jembatan menuju kehancuran jika dibarengi dengan keegoisan seperti "mereka"  ??.


"BRAKKK!!" 


Aku menoleh kaget melihat dua orang pria dewasa saling bertabrakan keras di depanku, kemudian mengernyitkan dahi seraya mengangkat sebelah alis melihat kecepatan tangan salah satu pria yang mengambil dompet dari balik jas pria yang ia tabrak.


"Maaf.."

"Lain kali hati-hati!" Sergah si pria yang menjadi korban lalu pergi begitu saja tanpa sadar.


Aku bangkit dari tempat dudukku, berniat meneriaki pria tadi namun terhenti saat seseorang datang dan dengan santai merangkul pria tadi.


"Pasti komplotannya..!" Terka ku curiga. Tidak! Tebakanku salah, jelas-jelas aku melihat si pencopet menyerahkan dompet itu dengan tangan gemetar dan wajah yang meringis ketakutan.


Ia berjalan santai dengan sebuah dompet ditangannya, melewatiku dan menghampiri si korban yang ternyata berada di belakang mejaku.


"Maaf tuan, dompet anda jatuh" Aku membelalak kaget kemudian membalikkan tubuh menghadap orang tadi.


Pakaiannya, bentuk tubuhnya, potongan rambutnya jelas sudah ia seorang pria tulen namun lagi-lagi terkaku salah!.
"D-dia perempuan??" Gagapku bergumam.


Aku masih disana, menatapnya selidik mengamatinya. Tiba-tiba saja ia memalingkan wajah kearahku, menatapku teduh dan tersenyum tipis padaku.


Deg.. Deg..


A-aku terpaku, tubuhku kaku rasanya, d-detak jantungku pun ikut berpacu bahkan nafasku terasa tersengal dibuatnya.
Beberapa saat hingga gelak tawa dari meja di sampingku membuatku menoleh dan tersadar.


"Hahhhh.. " Aku menghembuskan nafas lega merasa terselamatkan dari kematian dadakan.
Kembali aku menuju objek pandanganku namun nihil, ia tak ada disana.
Dengan lemas aku kembali duduk dan meneguk coffee latte ku.


Jemariku gelisah, mengetuk-ngetuk meja dengan angan yang masih terbayang orang tadi. Tatapannya teduh seakan menatapku dengan penuh kasih sayang, senyuman tipisnya membuatku candu dan lesung pipinya membuat detak jantungku tak menentu.


"Cewe?? Tomboy?? Hmm menarik.. " Gumamku, aku menundukkan kepala seketika mendongak dengan senyum iblisku.


"Aku akan mencarimu bahkan hingga keujung dunia sekali pun haha..  "














AUTHOR POV

Tawa kemenangan atau bahkan tekad si gadis begitu menggelegar, bahkan beberapa pengunjung disana sampai menatapnya heran beberapa saat hingga kembali pada kesibukannya masing-masing.


Ia menghentikan tawanya dengan dada yang naik turun seperti kehabisan nafas. Kedua telapak tangannya terkepal dengan rahang yang mengatup lucu dan ekspresi wajah yang juga lucu.


"Pokoknya gue harus bisa nemuin manusia lancang tadi!! " Lagi-lagi ia mengutarakan tekadnya yang sudah bulat.


"Berani-beraninya dia bikin gue hampir mati berdiri sialan!"  Wajah seriusnya itu menandakan bahwa ia bersungguh-sungguh dengan apa yang ia ucapkan namun sepersekian detik kemudian.


JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang