Tak.. Tak..
Srekkkk..
Anin tengah sibuk berkutat dengan pisau ditangannya, mengiris beberapa macam sayuran dan daging ayam kemudian memasukannya kedalam wajan yang sebelumnya telah ia panaskan. Anin menoleh kearah pintu saat suara ketukan terdengar, ia mengusapkan kedua tangannya pada appron yang bertengger di tubuh seraya berjalan membukakan pintu.
Cklek!
"Morning kak anin.. "
"Morning queen, yuk masuk.. " Balas anin ramah, queensha mengangguk dan mengikuti anin masuk seraya mengedarkan pandangan.
"Kaka lagi masak ya ?? "
"Iya sayang"
"Aku boleh bantuin ?? " Anin menoleh dan mengangguk setuju kemudian kembali menuju dapur.
Queen kini membantu anin mengupas beberapa bawang, sesekali melirik kearah pintu kamar yang masih tertutup rapat."Kamu gak sekolah?? " Tanya anin tiba-tiba, queensha menggeleng.
"Cuti kak hehe.. "
"Emang sekolah ada cutinya?? " Heran anin dengan sebelah alis terangkat, queensha cengengesan membuat gadis bermata biru itu menggeleng pelan.
"Oh ya kak, kak biru mana ?? "
"Masih tidur, beberapa hari ini biru begadang terus.. "
"Kok ? ada masalah ?? " Anin mematikan kompor dan membalikkan tubuh menatap queensha.
"Mungkin iya, beban pikiran " Queensha terdiam merasa tak enak hati, karena semenjak kejadian tempo hari dirumahnya, ia sedikit menjauh dari titan. Bukan karena membenci atau menolak kebenaran tentang titan yang ternyata kakak kandungnya, namun queensha merasa belum siap jika nanti akan dihadapkan dengan pilihan antara keluarganya atau titan dan hanya berpura tak tahu selama ini.
"Itu udah ?? " Anin menunjuk beberapa rempah di depan queen kemudian mengambilnya saat terlihat gadis itu mengangguk. Tatapan queen sama sekali tak lepas dari anin yang masih sibuk dengan wajan, betapa beruntungnya titan bisa mendapatkan gadis secantik anindita.
"Ehh kak.. "
"Kenapa ?? "
"Kaka udah masukin garem tadi kok masukin lagi ?? " Anin mengernyit heran menatap masakannya.
"Belum kok, perasaan kaka belum masukin apa-apa"
"Udah kak, kaka cobain deh.. " Ia mengambil sendok dan menyerahkan pada anin. Gadis itu mengambil sedikit masakannya dan mencobanya.
"Astagaaaa.. " Lidahnya terjulur dengan wajah meringis, queensha benar anin telah menambahkan garam dan ia menambahkannya lagi hingga kini masakannya terasa sangat asin.
"Benerkan? asin ?? " Tanya queensha dengan tawa tertahan, anin mengangguk.
"Yah harus ngulang deh "
"Gak usah, kaka tambahin air aja sama gula "
"Emang ngaruh?? "
"Cobain aja kak.. " Anin mengangguk ragu namun tetap menuruti apa kata gadis belia tersebut dan kembali menyicipinya.
"Hmm.. lebih baik dari yang tadi.. " Queen tersenyum lebar melihat wajah lucu kaka iparnya kemudian mengarahkan pandangan pada pintu kamar yang terbuka menunjukkan seseorang yang berjalan tertatih dengan wajah bantal dan rambut sedikit berantakan kearah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)
Historia CortaSepekat rasa yang aku punya. Sebesar cinta yang aku damba. Setulus hati yang aku bangga. Seperti itulah aku yang berusaha membuatmu bahagia. -Jingga Biru-