"Losing Practice"

534 73 5
                                    

Titan tengah terduduk di tepi ranjang, kedua kakinya terjulur kebawah. Pandangannya terfokus pada tembok polos di hadapannya, entah apa yang ia lihat disana hingga membuatnya betah berlama-lama menatap tembok polos tersebut.

Tok.. Tok..

Terdengar suara pintu diketuk pelan, ia mendongak melirik jam dinding diatasnya kemudian kembali terdiam menatap tembok. Ini bukan waktunya ia makan atau pun kunjungan dokter membuatnya hanya membiarkan suara ketukan itu.

Di luar sana berlian, meysa, riana dan juga queen tengah menatap sayu pada pintu yang 3 hari ini tertutup rapat. Keempat gadis itu masih mencoba menemui titan meski nyatanya titan masih tak mengizinkan siapapun masuk termasuk anindita.
Anindita pun sama, ia bolak-balik mengunjungi rumah sakit, mencoba berbicara dengan sang kekasih, memohon pada para perawat untuk membiarkan ia masuk namun sia-sia, titan seakan menutup dirinya rapat pada mahluk apapun disana terkecuali para perawat dan dokter yang memang memiliki kunci.

"Baru kali ini gue ngerasa banget kehilangan biru.. " Lirih berlian, ketiga gadis yang terduduk bersamanya menatapnya sendu.

"Selama hampir 12 tahun gue hidup bareng dia, dia gak pernah nutupin apapun dari gue dan selalu berusaha terlihat baik-baik aja meskipun gue tau tiap malem di waktu tertentu dia selalu nangisin masalalunya . "

"Masalalu apa ?? " Tanya queen mewakili rasa penasaran dua gadis lainnya. Berlian meliriknya dan meneguk kopi dihadapannya.

"Biru sebenernya punya adik dan dia kehilangan adiknya waktu itu.. "

"Kehilangan dalam artian ?? " Kini meysa yang angkat bicara.

"Adiknya diculik, "

"Di-culik ?? " Beo ketiganya bersamaan, berlian menghela nafas bersiap bercerita panjang tentang masalalu titan.

"Dari kecil biru gak pernah tau siapa orangtua kandungnya, dia dan adiknya dibesarkan di panti asuhan. Satu waktu biru ajak adiknya main di taman yang sedikit jauh dari panti dan gak tau gimana kejadiannya tiba-tiba adiknya hilang, biru masih umur 8 tahun waktu itu dan cuma bisa nangis sambil terus nyariin adiknya. Sampe dia ketemu bokap nyokap gue dan mereka bawa biru kerumah.. "

"Adiknya cewe atau cowo ?? "

"Cewe umurnya 5 tahun waktu ilang, namanya arletta.. "

Mereka terdiam, cerita tentang masalalu titan terlalu menyakitkan untuk dibayangkan. Dimasa kecilnya gadis itu telah merasakan banyak kehilangan. Orangtua, adik kandungnya dan nampaknya itu berpengaruh besar pada kehidupannya sekarang. Berlian mendaratkan pandangan pada queensha yang terduduk disampingnya yang terlihat mengusap setitik airmatanya.

"Lo nangis ?? " Tanya berlian, meysa dan riana ikut menatapnya.

"Gue gak tau kak, kek sakit banget disini.. " Jawabnya seraya menunjuk dada kirinya.

"Iya sih sakit banget kalo di bayangin, apalagi dia yang ngalamin"

"Lo pernah nyoba bantu biru cari adiknya?? " Berlian mengangguk mengiyakan tanya riana.

"Dari pertama biru jadi bagian keluarga gue, gue minta papa buat nyari adiknya tapi sampe sekarang gak ketemu.. "

"Susah juga sih ya secara kita gak punya foto dan gak tau juga muka dia pas kecil"  Serempak anggukan lesu mereka tunjukkan dan kembali terdiam, meskipun kafe tempat mereka berbincang kini nampak ramai namun kesepian dan kesedihan yang menyelimuti bathin mereka.














JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang