Gelak tawa para gadis disekelilingnya tak urung membuat lamunannya teralih, tatapan lekatnya seakan tak ingin sedetik pun berpaling dari wajah cantik bermanik biru yang terduduk tepat dihadapannya. Senyuman cantik gadis tersebut memang mampu membuat seluruh urat nadinya seakan tersengat listrik sekaligus mampu membuat pompa jantungnya melemah dan berulang kali merasa terhenyak.
Berulang kali ia mengerjapkan kedua mata dan menggelengkan kepala berusaha menolak semua kenyataan yang sebenarnya tak ingin ia pikirkan namun berhasil membuat kewarasannya memuai. Terlebih saat manik biru itu beradu dengan manik hitam miliknya, terasa seperti mengoyak dinding kalbu dan menciptakan sumber mata air derita di pelupuk mata.
(("Adik kamu terkena demensia atau lebih tepatnya alzheimer! "
Deg!
"A-alzheimer ?? " Dokter mengangguk dengan tatapan mulai sayu,
"Sebuah penyakit yang menyerang beberapa saraf pada otak yang dapat mengakibatkan penderita melupakan sebagian memory jangka pendeknya.. "
"A-apa bisa disembuhkan?? "
"Sampai saat ini belum ada pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut, namun ada beberapa obat dan terapi yang setidaknya bisa memperlambat perkembangan penyakit tersebut" Titan membatu, bibirnya terkatup rapat, detakan jantungnya tak beraturan juga air mata yang semakin menggenang. Dokter menatapnya iba.
"Saya tau ini bahkan berat untuk kamu karena pasien bisa saja melupakan kamu.. "
"Apa itu mematikan?? "
"Kasus kematian akibat penyakit ini memang tidak terlalu banyak namun kasus lainnya tak kalah mengerikan yaitu pasien akan terkena kehilangan ingatan secara permanen dan kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.. " Genangan dipelupuk itu akhirnya menetes, meluncur perlahan melewati pipi dan mendarat tepat pada punggung tangannya yang terkepal.
"A-apa yang harus saya lakukan?? "
"Saya akan memberikan beberapa obat dan menjadwalkan terapi.. ")).
" Kenapa ?? " Gumam titan tanpa suara entah pada siapa tanya itu tertuju, anin mengernyit melihat gerakan bibir titan kemudian menyentuh tangan gadisnya diatas meja.
"Bi.. "
"Hmm.. " Timpal titan tersadar dari lamunan. Berlian, queensha, meysa dan riana seketika menoleh pada titan dan anin.
"Kamu mikirin apa bi ?? "
"E-ngga kok, gak mikirin apa-apa.. " Elak titan seraya menggeleng kepala dan menatap wajah setiap gadis disana.
"Udah yok makan, daritadi kita asik ghibah.. " Sela berlian mencairkan suasana.
"Lo kali yang ghibah kita mah nyimak " Sergah meysa menahan tawa mengingat obrolan seru mereka beberapa saat lalu.
"Udah ih ayo makan, letta laper kak.. " Titan menoleh pada sang adik dan tersenyum dengan anggukan kecil.
"Iya ayo.. "
Dengan senyuman lebar kini gadis-gadis itu sibuk dengan makanannya, begitupun titan. Namun anin nampak beberapa kali mencuri lirikan dan mencoba membaca ekspresi wajah kekasihnya. Titan memang menunjukkan senyuman manisnya namun kedua matanya menyiratkan kesedihan yang mendalam, tentang apa itu, anin pun tak mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)
Short StorySepekat rasa yang aku punya. Sebesar cinta yang aku damba. Setulus hati yang aku bangga. Seperti itulah aku yang berusaha membuatmu bahagia. -Jingga Biru-