Beberapa hari berselang, anin tengah mengelilingi sebuah toko pakaian pria. Ia menatap takjub pada sebuah kemeja hitam polos lengkap dengan rompi dan jas berwarna serupa.
Gadis itu melambaikan tangan pada seorang pelayan toko dan menunjuk pakaian yang sedari tadi ia tatap."Mbak, saya ambil ini "
"Baik mbak, 1 set ?" Anin mengangguk dan tersenyum kemudian berlalu meninggalkan si pelayan melanjutkan langkah mengitari toko tersebut.
Gadis cantik itu masih disana, menatap lekat barisan dompet kulit pria yang entah mengapa terasa tak asing. Dejavu? mungkin, itu yang anin rasakan. Hingga ia sedikit terperanjat kala seseorang terasa mendekap tubuhnya dari belakang.
"Astaga bi.. "
"Bi ?" Beo seseorang yang memeluk anin, orang tersebut melepaskan pelukan dan menatap anin yang masih membelakanginya. Anin berbalik dengan wajah yang juga terlihat bingung sekaligus takut.
"E-echaa.. maksud aku echa.."
"Bi ? Biru ??" Tanya greysha seraya menaikkan sebelah alisnya, anin menggeleng dan menggenggam tangan greysha.
"A-ku kelepasan, maafin aku."
"Kamu lagi mikirin biru?"
"Gak sayang engga, ngapain juga aku mikirin orang lain?!" Sergah anin secepatnya, Greysha masih menatapnya selidik kemudian menariknya dalam pelukan.
"Aku paham sayang, kamu gak perlu takut aku salah paham atau apapun itu. Sebentar lagi, kamu milik aku seutuhnya.."
"Iya cha.." Balas anin lirih dengan senyuman yang dipaksakan.
Diperjalanan pulang, anin terlihat banyak diam dan hanya menatap keluar jendela mobil. Mengabaikan greysha yang sedari tadi berceloteh mengajaknya berbincang hingga ia lelah dan memutuskan membungkam mulutnya disertai helaan nafas kasar. Hingga mobil mewah milik greysha terhenti tepat di depan rumah megah anin, ia melirik anin kemudian menggenggam tangan tunangannya.
"Masuk gih.."
"Hmm.. kamu gak mau mampir dulu?" Tanya anin menawarkan, greysha menggeleng dengan senyuman.
"Aku masih ada urusan"
"Oh, ya udah, aku masuk ya.."
"Heem, salam buat mama papa "
"See u sayang" Diakhiri dengan kecupan manis di pipi greysha, Anin kemudian turun dan berlalu masuk ke dalam rumah.
Sementara greysha tengah mengetikkan sesuatu di layar ponselnya, tak lama ia beranjak menjalankan mobilnya pergi darisana.Anin merebahkan tubuh diatas ranjang empuknya, menatap lekat langit-langit kamar bercat putih itu seraya mengingat kembali kejadian di pusat perbelanjaan tadi.
"Biru?"
"Kenapa seharian ini gue mikirin biru terus ya?" Gumamnya penuh tanya.
"Kenapa perasaan gue gak jelas banget? di satu sisi gue bahagia tapi di sisi lain-... sakit?"
Gadis itu bangkit terduduk dengan kepala yang menunduk, mengusap kasar wajahnya dengan kedua telapak tangan kemudian meraih ponsel yang ia taruh diatas meja riasnya.
Di lain tempat, Titan yang baru saja keluar dari apartment, bermaksud menuju tempatnya bekerja, gadis itu terlihat lebih baik dari sebelumnya, yang sebenarnya ia pun menunjukkan di depan orang-orang bahwa ia baik saja selama ini meski tanpa kehadiran anin di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)
Krótkie OpowiadaniaSepekat rasa yang aku punya. Sebesar cinta yang aku damba. Setulus hati yang aku bangga. Seperti itulah aku yang berusaha membuatmu bahagia. -Jingga Biru-