Drttt.. drttt..
"Nghhhhhh.. "
Suara lenguhan terdengar berat, diatas sebuah ranjang berukuran besar, seonggok jasad yang diberi nyawa masih nampak enggan membuka kelopak matanya. Namun deringan ponsel yang menyalak membuatnya terpaksa bangkit terduduk dengan wajah malas kemudian mengambil ponsel diatas nakas.
Kedua mata sayu itu tiba-tiba melebar, ia membenahi rambut cepaknya yang sedikit berantakan kemudian mengarahkan ponsel kedepan wajah."Morning sayanggg.." sapanya lembut pada si penelepon.
"Morning, kok lama angkatnya? masih tidur ya??"
"Engga kok, aku udah bangun dari tadi.. cuma tiba-tiba aja hpnya error.."
"Hp kaka rusak?"
"Engga sayang, keknya kebanyakan file jadi agak lemot gitu"
"Naro apa ajasih kak ampe lemot gitu??"
"Apalagi, kalo bukan potret sama kamu, hobiku kan menatap foto kamu kalo kamu jauh dariku"
"Cihh..! manis banget bacot buaya betina.."
"Ahahaha anjir.. gue serius arletta naina.." Berlian tergelak oleh nada bicara dan wajah tak mengenakkan sang kekasih.
"Gue gak percaya berliana jingga!!"
"Cepet mandi kan ada kelas!"
"Iya baw-.."
Tut..tut..
Berlian melongo menatap layar ponselnya. Gadis belia pujaan hatinya dengan lancang memutus panggilan tanpa aba-aba. Ia menggerutu pelan dibarengi senyuman tak jelas arti.
"Bocil kalo salting begitu ya hahaha.."
Berlian menggelengkan kepala kemudian turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandinya.
Sementara di sekolah, arletta tengah tersenyum sipu malu-malu mengingat ucapan sang kekasih yang berhasil membuat jantungnya berdegup tak menentu."Queensha.. " Gadis itu menoleh pada seseorang yang memanggilnya, ia mengernyitkan dahi kemudian memasang wajah datar tanpa minat.
"Pagi queen cantik.." Sapa seorang pria manis padanya namun queen menggulirkan kedua bola mata nampak tak senang.
"Paan sih ?"
"Jutek amat, senyum dong.." Arletta reflek memundurkan tubuh karena pria tersebut berniat menyentuh wajahnya.
"Ngapain lo ? mau gue laporin kepsek lagi ?"
"Elaaaah queen, colek dikit doang pelit amat"
"Najis lo !" Gadis itu hendak berlalu dari sana namun tangannya digenggam dan sedikit ditarik oleh pria tadi.
"Lepas gak ??" Kesalnya seraya mencoba melepaskan cengkraman orang tersebut.
"Oke gue lepas tapi lo jadi cewe gue dulu ya.."
"Keren lo ?? Tajir ?? Punya apa sih lo !!" Si pria terdiam menatap nyalang kearah arletta yang jelas sekali menghinanya. Ia menyeringai kemudian melepaskan tangan arletta dan pergi darisana begitu saja meninggalkan arletta yang mulai kebingungan, gadis itu mengedikkan bahu acuh dan berjalan menuju ruang kelasnya.
"Kenapa lo ? kesel banget keknya.." Tanya salah seorang teman kelas arletta, saat gadis itu duduk dengan wajah kesal di bangkunya.
"Gedek gue sama si gio, gak ada bosennya gangguin gue" Jawabnya seraya mengusap pergelangan tangan yang nampak memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)
Short StorySepekat rasa yang aku punya. Sebesar cinta yang aku damba. Setulus hati yang aku bangga. Seperti itulah aku yang berusaha membuatmu bahagia. -Jingga Biru-