"Masa sakit"

685 71 20
                                    

Ckittttt..


Sebuah mobil hitam terhenti tepat di depan sebuah rumah mewah, dua orang gadis berada di dalamnya. Menatap dengan senyuman kearah rumah tersebut kemudian saling pandang dan mengangguk mengisyaratkan untuk keluar dari mobil.

"Makasih bi.. "

"Sama-sama, anin" Balas titan dengan senyuman setelah membukakan pintu mobil untuk anin.

Keduanya berjalan beriringan masuk kedalam rumah tersebut, anin mempersilahkan titan duduk di ruang tamu sedangkan ia bergegas masuk mencari kedua orangtuanya.
Senyuman manis yang sedari tadi titan tunjukkan perlahan memudar, tergantikan tatapan nanar yang berembun saat menatap foto sang kekasih dihadapannya.

Rumah megah ini nampak sepi, mangiringi lamunan titan yang perlahan mengusik dan tanpa sadar mencipta tetesan air mata meskipun setitik. Dengan cepat ia mengusap setitik air mata itu kemudian menegakkan tubuhnya dan menyamankan perasaan hatinya.
Hingga tak lama anin dan kedua orangtuanya muncul dan duduk bersamaan di sofa yang sama dengannya.

"Hai biru, apa kabar ??" Sapa yasmine ramah, titan mengambil tangan kanan kedua orangtua anin, bergantian menciumnya sopan.

"Baik tante, tante sama om baik kan ?"

"Kita, luar biasa.."

"Papa sama mama kayaknya udah akrab banget sama biru ya, hehe.. " Sela anin yang sedikit bingung dengan interaksi mereka.

"Oh jelas, dari mana kita tau kabar kamu selama ini kalo bukan biru yang ngasih tau.." Jawab alex dengan senyuman lebar. Anin hanya mengangguk paham kemudian berpindah duduk di samping ibundanya, sementara titan di sisi lain sofa dan alex di kursi tunggal antara mereka.

"Mah, echa jadi kesini kan ??" Bisik anin namun terdengar oleh yang lainnya. Yasmine melirik kearah titan yang menundukkan kepala.

"Jadi sayang, gak sabar banget sih.."

"Iya dong mah, anin kangen banget sama echa.." Alex yang merasa tak enak kemudian menyela dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Mending kamu bantuin mama kamu masak, anin "

"B-biru aja om.." Sela titan mengajukkan diri, alex menggeleng.

"Kamu disini aja temani om ngobrol, mah, bawa anin ke belakang.." Ulangnya seraya memberikan kode mata dalam tatapan mereka. Yasmine mengangguk dan menarik anin meskipun anin menolak namun tak dihiraukan.

Sepeninggalan yasmine dan anin, kedua manusia berbeda usia itu nampak bungkam. Titan masih asik menundukkan kepala dengan jemari tangan yang ia mainkan resah sementara alex memperhatikan gadis dihadapannya dengan seksama.

"Kamu baik saja, biru ??" Tanya alex dengan nada serius, titan mendongak dan menatap alex dengan senyuman yang di paksakan manis.

"B-biru.. ekhem.. biru gapapa om " Jawabnya sedikit parau, alex masih menatapnya serius.

"Om tau apa yang kamu rasakan, apa harus om batalkan ??"

"Jangan om..!"

"Kenapa? bukankah harusnya kamu senang?" Titan terkekeh kecil dan menegakkan tubuhnya.

"Biru senang om, biru bahagia, jika anin bahagia.."

"Tapi itu gak adil, biru. Kamu dan anin sudah sejauh ini dan kalian saling menyayangi, apa mungkin kisah kalian harus terhenti hanya karena penyakit anin ?"

"Bukankah jika om membatalkan disaat seperti ini, itu malah berpengaruh buruk terhadap kesehatan anin, om?" Alex terdiam, ucapan titan ada benarnya dan ia tak akan mungkin tega membuat anaknya sedih atau sakit nantinya. Titan kembali menatapnya dan tersenyum manis namun bagi alex itu senyuman menyakitkan.

JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang