Seorang gadis maskulin tengah berada di sebuah cafe bersama beberapa teman prianya. Gadis itu sedari tadi hanya diam memperhatikan teman-temannya yang berbincang riang disana.
"Tumben lo diem aja?" Heran adam yang melihat sikap tak biasa berlian.
"Gapapa.. " Jawab berlian lesu, ia menghela nafas lelah dan meneguk kopinya.
"Lo sakit?? " Kini bryan yang bertanya seraya menaruh punggung tangan di kening berlian.
"Astaga lo demam! "
"Kenapa lo gak bilang kalo sakit?? "
"Kita ke rumah sakit sekarang! " Berlian memejamkan mata, kepalanya sakit mendengar adam, bryan dan nathan yang nampak heboh seperti ibu-ibu.
"Gue gapapa, gue pulang aja ya.. " Gadis itu hendak bangkit namun adam menahannya.
"Biar gue yang anterin lo, "
"Mobil gue ?? "
"Gue yang bawa, si bryan bawa mobil gue" Usul nathan diangguki kedua pria lainnya, berlian menatap ketiganya kemudian mengangguk pasrah. Mereka serempak berjalan keluar cafe memasuki mobil dan melaju menuju rumah berlian.
"Lo yakin gak mau ke rumah sakit aja ?? " cemas adam seraya melirik berlian yang kini memejamkan matanya.
"Gue gapapa cuma butuh tidur"
"Hmm oke.. " Keheningan tercipta selama perjalanan, hingga tak lama ketiga mobil itu terhenti di halaman luas rumah berlian.
Adam yang pertama kali turun kemudian membukakan pintu mobil untuk berlian, memapah berlian yang nampak lemah untuk masuk kedalam rumah. Rumah megah itu sepi, kedua orang tua berlian tengah menghadiri acara kantor mereka.
Bryan dengan cepat berlari menuju kamar berlian, membukakan pintu, "Thanks bryan.. "
Brian mengangguk kemudian ikut masuk kedalam kamar.
Berlian berbaring lemas disana, adam dengan telaten menyamankan posisi tubuh berlian, menaikan selimutnya hingga menutup tubuh gadis itu."Nat, ambilin obat di kotak P3k di kamar mandi.. " Titah adam, nathan mengangguk kemudian menuju kamar mandi. Sedangkan bryan berlari menuju dapur hendak mengambilkan air minum dan kompresan.
"Kalian gak usah panik, gue cuma demam biasa.. " Lirih lemas berlian pada adam.
"Lo temen kita, mana ada temen yang gak panik liat temennya sakit"
"Adam bener lian, gue udah anggap lo adik gue sendiri jadi harus banget gue jagain lo" Timpal nathan yang datang membawa beberapa obat ditangannya. Berlian tersenyum haru menatap mereka.
Beruntungnya ia dikelilingi pria-pria tampan yang menyayanginya. Andai berlian tak menyukai perempuan dan hidup normal, bisa dipastikan ia akan mencintai ketiga pria itu sekaligus.
"Lo minum obat dulu trus istirahat, kita disini kalo lo butuh apapun.. " Titah bryan seraya menarik berlian duduk dan menyodorkan air minum.
"Gak usah, kalian pulang aja"
"Trus lo disini sendirian? kita gak mau ambil resiko ya!" Sergah nathan, berlian menggeleng pelan setelah menelan obatnya ia kembali merebahkan tubuh.
"Nyokap bokap gue udah jalan balik kok"
"Seriusan?? " Berlian mengangguk yakin, membuat ketiga pria itu saling pandang dan memutuskan untuk pulang.
"Yaudah kita balik, kabarin kalo lo butuh sesuatu ya.. "
"Hmm.. pasti.. "
"Cepet sembuh jagoan" Nathan mengusap kepala berlian kemudian pergi terlebih dahulu diikuti adam dan bryan setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)
Short StorySepekat rasa yang aku punya. Sebesar cinta yang aku damba. Setulus hati yang aku bangga. Seperti itulah aku yang berusaha membuatmu bahagia. -Jingga Biru-