Titan baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya setelah beberapa malam ia tak bisa tidur tenang karena rasa sakit dan ngilu dari luka di telapak tangannya. Ia bangkit dan bersandar pada kepala ranjang, mengusap wajahnya kemudian mengambil ponsel yang tersimpan di meja sebelahnya.
Tak berniat membalas pesan-pesan yang masuk, ia hanya membuka draft pada ponsel memastikan jadwal kuliahnya dimulai pukul berapa. Setelahnya ia kembali menaruh ponsel dan turun dari ranjang, membenahi selimut dan spreinya kemudian berlalu menuju kamar mandi.
"Hah... "
Helaan nafasnya menyiratkan bahwa ia lelah atau mungkin masih mengantuk?.
Titan melepas seluruh pakaiannya dan masuk kedalam bathub yang telah terisi air hangat.Sementara ditempat lain, anin tengah menyantap roti isinya seraya menatap layar ponsel dan beberapa kali menghela nafas kesal membuat meysa dan riana yang juga ada disana kebingungan.
"Paan sih paya? Kek bateng lo!!" Tegur meysa, anin menatapnya datar.
"Dia online tapi gak baca chat gue.."
"Biru??" Tanya riana, anin mengangguk kecil,
"Ini masih jam 7, mungkin dia masih ngigo.."
"Gak mungkin, biru itu selalu bangun pagi.." Sergah anin
"Ya mungkin juga dia lagi prepare, bukannya dia ada kelas pagi juga?" Anin menoleh sempurna pada meysa dan nampak berpikir.
"Makannya jangan overthinking lo!!" Ujar riana diangguki meysa.
Hening, ketiganya melanjutkan acara sarapannya dengan khidmat.
Hingga tiba-tiba sebuah pertanyaan menohok dari meysa membuat anin terdiam."Emang kalian udah official??" Anin terdiam bisu atas pertanyaan yang dilontarkan meysa.
"Jangan bilang kalian belom..... "
"Ya elah nin, mau sampe kapan kalian friendzone? Lo pengen si biru diembat cabe-cabean?" Anin menggeleng cepat.
"Kek gak tau aja lo gimana para cewe lampir di kampus ngejar si biru, buruan jadiin deh.." Ucapan riana diangguki semangat oleh meysa.
"T-tapi gue gak berani nembak doi.."
"Ya jangan dong! Jangan bikin harga diri lo jatoh demi jadian sama si biru!!" Sela meysa.
"Trus gimana??" Bingung anin menatap meysa dan riana bergantian. Riana yang tak paham dengan urusan cinta mengangkat kedua tangannya seraya bangkit dari meja makan.
"Gue nyerah, gue gak paham tentang lope-lope'an"
"Trus gimana mey??" Tanya anin menekan meysa yang kini nampak berpikir untuk menghindari pertanyaan anin.
"Ozen goblok! Ngapa mancing-mancing sih! Jadi gue yang kena kan..!!" Gerutu meysa dalam hati.
Drttt.. Drt..
Ponsel anin berdering membuat meysa menghela nafas lega dan mengusap dada kirinya seakan terselamatkan dari maut.
Anin mengeryit melihat nomor tak dikenal terpampang dilayar ponselnya, telunjuknya hendak menekan tombol hijau namun panggilan itu seketika berhenti."Cumi anjirr!" Gerutunya, namun tak lama notifikasi pesan masuk.
Ting!
"Gue di basement!"
"Hah??" Heran anin mengeja pesan yang masuk, meysa mendekat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)
Short StorySepekat rasa yang aku punya. Sebesar cinta yang aku damba. Setulus hati yang aku bangga. Seperti itulah aku yang berusaha membuatmu bahagia. -Jingga Biru-