"Terpaksa"

849 111 9
                                    


Anin terduduk di pinggir ranjang, wajahnya memerah menahan kesal dengan kedua telapak tangan yang terkepal.
Setelah makan malam tadi ia langsung masuk ke kamarnya, kesal terhadap orangtuanya yang nampak sengaja menyuruhnya dekat dengan berlian.

("Besok kamu harus temani jingga ke perusahaan papa.."

"Tapi pah, besok anin sibuk.." Tolaknya, alex menatap anin tajam dan serius.

"Kesampingkan dulu kesibukanmu, temani jingga supaya kalian bisa lebih saling mengenal!" Tegas alex, anin mendengus kemudian menatap titan yang hanya menundukkan wajah nampak tak memperhatikan).


"Papa kenapa sih ngeselin banget! Biru lagi kenapa gak berusaha cegah gue!!" Kesalnya, anin meninju-ninju bantal saat wajah tengil berlian terlintas di ingatannya.

("See u tomorrow babby,. " Bisik berlian dengan kedipan mata genit diakhir kalimat)

"Babby ndasmu!! Babi mah cocok buat lo., arghhh!!" Ia menggeram masih dan semakin kesal kemudian melemparkan bantal yang ia tinju sedari tadi lalu merebahkan diri dan menutup seluruh tubuh dengan selimut.


Di lain tempat, masih di dalam mobil keluarga Atmoko, titan seperti biasa terdiam dengan lamunannya, kedua telinganya tersumpal earphone namun sama sekali ia tak menyalakan musik.
Berlian meliriknya dengan senyuman sinis, ia menang satu langkah saat ini mengingat bagaimana alex berusaha membuat anin semakin dekat dengannya.

Yandi menatap kedua putrinya dari atas spion kemudian menghela nafas.

"Kalian belum akur??" Tanyanya, rina menoleh kebelakang dan menggeleng kecil.

"Kayaknya belum pah.."

"Gak juga mah, lian sama biru baik aja kok.," Jawab berlian dengan senyuman lebar. Titan hanya diam pura-pura tak mendengar.

"Kamu serius lian? Papa harap hubungan kalian bisa seperti dulu sebelum kalian bertengkar seperti kemarin.."

"Gak kok pah, lagian biru udah minta maaf dan udah mau mengalah buat lian.."

Deg!   Titan sedikit tersentak namun tetap diposisinya.

"Mengalah apa maksudnya?" Bingung rina,

"Tentang anin, lian yakin biru gak akan mungkin rebut anin dari lian, biru kan sayang lian hehe.." Titan memejamkan kedua matanya, perkataan berlian nampak seperti tamparan bahwa ia harus selalu mengalah dan sadar akan siapa ia sebenarnya.

"Apa gue harus ngalah? Lagi??" Tanya titan dalam hati saat mengingat berjuta kali ia mengalah pada berlian sewaktu kecil hingga saat ini.

Berlian kembali menatapnya, kini senyuman sinisnya berubah jadi seringai iblis. Entah apa yang ia rencanakan kini namun titan tak ingin meladeninya dan tetap berpura-pura tak mendengar.

Hingga mobil terhenti di pelataran rumah mewah mereka, yandi dan rina masuk terlebih dahulu kedalam rumah. Titan yang baru saja keluar dari mobil menoleh saat berlian berjalan di sampingnya.

"Gue tau lo denger semua obrolan gue sama papa mama kan??" Bisiknya tanpa menatap titan

"Obrolan apa??" Tanya titan masih berpura-pura

"Heuhh.. Earphone lo mati! So.. Gue harap lo bisa sadar diri!!" Setelahnya berlian berjalan cepat masuk kedalam rumah meninggalkan titan yang terdiam dengan tangan yang mengepal.


JINGGA BIRU (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang