00||12

12K 844 51
                                    

PART 12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 12

Flashback Arshan Dan Athaya

•••

  Terlihat seorang anak laki-laki berseragam SD sedang menangis di sebuah rumah pohon, sembari memanggil sang bunda disela-sela tangisnya. Anak laki-laki itu tak lain adalah Arshan Gentala.

  Rumah pohon yang entah berantah siapa yang membuatnya, telah menjadi tempat tersendiri bagi Arshan untuk melampiaskan kesedihannya selepas dipukul oleh sang ayah, meskipun tempat itu jauh dari pemukiman warga.

  Arshan yang tengah larut dalam tangisnya tiba-tiba saja mendengar teriakan seorang perempuan.

"HUWAA... TOLONG ADA ANJING GILAAA."

  Karena penasaran, ia pun melihat ke bawah, dan mendapati seorang gadis yang berseragam sama sepertinya sedang berlari menghindari kejaran anjing. Arshan sempat terpaku melihat gadis itu, menurutnya sangat cantik dan imut.

  Arshan yang merasa tak tega melihat gadis itu terus berlari mengitari pohon, berniat untuk membantu dengan menyuruhnya naik ke atas pohon.

"HEY KAMU, NAIK KE SINI BURUAN." Teriakan Arshan berhasil membuat gadis itu mendongak sembari menghindari kejaran anjing.

"PAKE APA?!"

"ITU TANGGANYA, MASA KAMU NGGAK LIAT," tunjuk Arshan pada tangga yang sedari tadi gadis itu lewati, sontak gadis tersebut melotot.

  Sejak kapan ada tangga di situ? Perasaan dari tadi ia tak melihatnya. Bodo amatlah, yang penting sekarang ia harus segera naik ke atas. Dengan gerakan kilat, ia segera menaiki tangga.

"AAAA ANJINGNYA MAU GIGIT!"

"Jangan liat ke bawah, siniin tangan kamu, cepat." Arshan mengulurkan tangannya.

  Gadis yang dikejar anjing tersebut tak lain dan tak bukan adalah Athaya Putriana.

"Huuu selamat." Athaya bernafas legah setelah berhasil naik.

  Dengan keadaan yang masih ngos-ngosan, ia mencari botol minumnya di dalam tas.

"Yah, airnya habis," keluhnya saat mendapati botol minumnya sudah kosong.

"Aku ada air."

  Athaya yang semula lesuh, langsung berbinar mendengarnya. "Mana? Aku minta dong."

"Tapi, itu... " Arshan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Kenapa?" Athaya bertanya dengan raut penasaran. Bukan cuma itu, sebenarnya ia juga cukup penasaran dengan anak laki-laki di depannya ini yang terlihat... habis menangis!

"Bekas aku."

"Oh, nggak papa, daripada mati kehausan."

  Arshan pun mengangguk kikuk dan mengambil botol minumnya, "Nih."

Arshan Gentala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang