Extra Part 05

3.4K 144 30
                                    

EXTRA PART 5





•••

  Eros bersenandung di lorong kampus karena pulang lebih awal dari perkiraan. Jadi ia bisa langsung menjemput Lula di sekolah.

  Ia melirik jam di ponsel sebelum menghidupkan mesin mobilnya, ternyata jam 14.05, itu artinya sepuluh menit lagi Lula pulang, ia harus segera ke sana.

  Setibanya di depan sekolah, ternyata anak-anak SMA Gerpati sudah berbondong-bondong keluar dari gerbang. Matanya memicing mencari keberadaan Lula, namun tak juga muncul.

  Daripada menunggu, Eros pun memilih turun dari mobil, bertepatan dengan itu ia bertemu dengan teman sekelas Lula yang amat ia kenal.

"Rayyan."

"Eh, bang."

"Lula mana? Kok Lo yang bawa tasnya?"

  Rayyan yang di tanya menggaruk tengkuknya. "Anu, tadi pas upacara, Lula di bawah pergi."

"Hah? Di bawa pergi, sama siapa?" Nada bicara Eros mulai ngegas karena panik.

"Gue nggak kenal orangnya bang, dia datang pake jas kantor, perawakannya beuh. Datang-datang langsung bopong Lula di tengah lapangan, terus ngaku-ngaku sebagai calon suami Lula," jelas Rayyan.

  Mendengar itu otak Eros seketika dipenuhi dengan salah satu sahabat ayahnya yang begitu menyukai Lula dari kecil. Fiks, itu pasti om Lintang.

  Rayyan belum pergi, ia diam, masih memegang tas Lula, menatap Eros yang mengambil ponselnya di saku lalu mengotak atiknya.

"Yang ini bukan orangnya?" Ia memperlihatkan foto Lintang.

"Nah, iyya bang."

"Oke, kalo gitu gue balik dulu."

"Bang, tas Lula." Rayyan menyerahkan tas yang tadi ia pegang pada Eros.

"Thanks," ucapnya, menepuk pundak Rayyan.

  Sepanjang jalan, Eros tak henti-hentinya mengumpat. Ini semua gara-gara Arjuna yang terlalu cepat mempertemukan Lula dengan om Lintang. Ck, anak itu memang sangat menyebalkan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, loh anak bunda kok murung gitu." Aisyah menghampiri putranya yang baru saja masuk ke dalam rumah dengan wajah di tekuk.

"Ayah belum pulang, bunda?" Ia menyenderkan kepalanya di bahu sang bunda, posisi keduanya masih dalam keadaan berdiri.

"Belum, emang kenapa?" Dengan telaten Aisyah mengusap rambut putranya.

  Eros menggeleng, semakin memanyunkan bibirnya, membuat sang bunda merasa geli melihat anak laki-lakinya itu.

"Kamu pulang bareng Lula kan? Dia mana? Kok nggak ke sini, biasanya negerusuh dulu baru pulang ke rumahnya."

  Mendapat gelengan dari putranya, ia sudah bisa tebak, pasti ini ada hubungannya dengan Lula. Eros itu paling tak suka jika Lula lebih dekat dengan orang lain dibanding dirinya. Bukan sekali dua kali Eros seperti ini, tapi sudah sering.

"Lula di bawa kabur sama siapa lagi? Temen kamu? Arjuna, atau siapa?"

"Bukan, kali ini lebih parah, Bunda."

Aisyah mengernyit, penasaran, "Siapa?"

"Om Lintang."

"Ooo."

"Kok o sih Bunda."

"Kayaknya kamu bakalan kalah kalau mau rebutan sama sahabat ayah kamu itu."

"Bunda kenapa ngomong gitu."

Arshan Gentala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang