Extra Part 01

3.7K 160 10
                                    

Kita lanjot teros kalo Vote+ komentnya lancar^^



EXTRA PART 1

•••

"Ini semua salah papa!"

"Loh, kok salah papa?"

"Iyalah, kan papa yang bikin mama hamil!"

"Oke, ini salah papa, papa minta maaf. Lagian itu nggak disengaja, papa kebobolan, serius."

  Arshan yang sedang kelelahan habis mengurus masalah kantor, harus membujuk putri cantiknya yang saat ini sedang merajuk setelah tahu Athaya hamil.

"Pokoknya Lula nggak mau punya adek. Titik!"

"Tapi adeknya udah di perut mama, sayang." Athaya yang baru selesai membuat kopi untuk sang suami, ikut membujuk putrinya.

"Yaudah, adeknya simpan aja di situ, nggak usah dikasih keluar." Dengan wajah cemberut Aluna mengatakan itu.

  Arshan mengelus dada mendengar pernyataan putrinya. Aluna itu sudah enam belas tahun, tapi sikapnya masih seperti anak kecil yang susah di atur, membuatnya harus extra sabar.

"Nggak bisa gitu, sayang. Emang kamu mau mama capek gara-gara bawa adek terus di perutnya?" Tanya Arshan, masih mencoba untuk sabar agar Lula luluh dan tidak menolak kehadiran adiknya yang sudah tiga bulan di perut Athaya.

"Kalo gitu pindahin aja ke perut papa, papa kan kuat."

"Astagfirullah, Lula. Tau ah, capek ngomong sama kamu."

  Sontak Aluna melotot. "Tuh kan! Adeknya belum lahir, tapi papa udah capek sama Lula!"

"Ya Allah Lula." Lagi-lagi Arshan mengelus dada, menatap kepergian putrinya yang menggerutu dengan kaki dihentakkan.

  Sedangkan Athaya tersenyum geli, lalu memeluk sang suami.

"Anak kamu loh yang," kata Arshan mengeratkan pelukannya, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang istri.

"Anak kamu juga mas," balasnya sembari mengusap punggung sang suami, ia tahu jika laki-laki ini sangat lelah, terbukti dari raut dan tatapan matanya.

  Ia benar-benar sangat bersyukur memiliki suami seperti Arshan,  bahkan di saat lelah seperti ini pun, ia tak pernah marah jika dirinya maupun sang putri terkadang bersikap menjengkelkan.

  Beralih pada Lula, gadis itu sedang menangis dengan wajah sembab yang terlihat semakin menggemaskan.

"ABANG," teriaknya setelah tiba di depan rumah Argo dan Aisyah, atau lebih tepatnya Ayah dan Bundanya.

  Saat masuk ke dalam, keningnya berkerut kala menemukan pemuda asing yang sedang duduk anteng di ruang tamu.

  Dengan tidak sopannya, Lula menatap pemuda itu dari atas sampai bawah dengan jarak yang begitu dekat, membuat pemuda itu berdehem singkat.

"Khem."

"Eh, maaf kak. Kakak siapa ya?" Lula yang tersadar pun lantas tersenyum canggung, dan tanpa malu duduk di samping pemuda itu.

Arshan Gentala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang