⚠️Mampir aja dulu, sapa tau suka⚠️
Genre:
#FiksiRemaja
#Humor
#Fantasi
•••
Rank in 2 #humor
Rank in 1 #fiksiumum
Rank in 1 #acak
Rank in 1 #transmigrasi
Rank in 5 #ceritapendek
Rank in 1 #lucu
Rank in 1 #populer
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PART 41
Kehilangan
•••
Pagi-pagi, semua orang di dalam rumah Athaya dibuat panik saat opa Wira ditemukan pingsan di kamar mandi.
Arshan dan Lintang yang akan berangkat ke sekolah terpaksa tertunda karena opa Wira harus segera dilarikan ke rumah sakit.
Elvisyah yang melihat keadaan Daddynya, terus menangis, begitupun Isyana yang sangat khawatir dengan keadaan sang suami.
Sedangkan Savina segera menghubungi suaminya dan juga Yudha agar menyusul ke rumah sakit. Pasalnya kedua pria itu berangkat ke kantor lebih awal, bahkan tidak sempat sarapan bersama.
"Lintang, kabarin anak-anak, sekalian minta tolong sama Argo buat nyuruh Aisyah temenin Athaya di rumah," suruh Arshan, fokus menyetir.
Lintang pun langsung menghubungi mereka semua.
Setibanya di rumah sakit, Arshan dan Lintang langsung menggendong opa.
Tak lama setelah opa di tangani oleh dokter, Yudha dan Elvano pun datang, di susul dengan sahabat-sahabat Arshan.
"Daddy kenapa?" Tanya Yudha, panik. Menghampiri istrinya yang sedari tadi tak berhenti menangis.
"M-mas, daddy jatuh di kamar mandi."
"Kok bisa?!"
"Aku juga nggak tau."
"Mom," panggil Yudha pada Isyana.
"Mommy nggak tau, Yudha." Isyana hanya mampu menangis dalam diam, berharap suaminya baik-baik saja.
Arshan mendekati omanya, dan memeluk wanita yang sudah tua itu. Meskipun sudah tua, tapi aura kecantikannya tetap terpancar. Pantas saja opa begitu mencintai omanya.
Semua menunggu dokter keluar dengan perasaan panik. Terpancar jelas raut mereka yang begitu gelisah menunggu kabar tentang keadaan opa Wira.
Sedangkan di rumah, Athaya sudah menangis di pelukan Aisyah, ia berharap opa Wira baik-baik saja. Biar bagaimanapun, ia juga begitu dekat dengan opa, dan Athaya berharap jika opa Wira bisa melihat pertumbuhan putrinya sampai dewasa nanti.
"Kamu yang sabar, opa pasti baik-baik aja." Aisyah terus memberikan Athaya kalimat-kalimat penenang.
Tanpa keduanya sadari, Eros dan Juna yang di letakkan di dekat Aluna sedang memainkan tangan bayi kecil tersebut. Jika dilihat sekilas, kedua balita laki-laki yang seumuran itu seperti sedang memperebutkan Aluna.
Drrtt... Drrtt....
Athaya langsung meraih ponselnya saat nama 'suami' tertera di sana. Ia buru-buru menekan ikon hijau dengan tangan bergetar, berharap suaminya memberikan kabar baik.