00||20

10.3K 693 66
                                    

PART 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 20

Ijab Kabul

•••

  Tinggal menghitung menit, akad akan segera di mulai, semua keluarga besar Arshan dan Athaya telah berkumpul di halaman mansion yang sudah di dekor semewah mungkin.

  Kedua mempelai yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, jalan dari arah yang berlawanan, dituntun oleh kedua orang tua mereka masing-masing.

  Hari ini Arshan terlihat berkali kali lipat lebih tampan dari hari biasanya saat menggunakan jas berwarna putih, Athaya sampai lupa caranya berkedip. Begitu pula sebaliknya, Arshan merasa terhipnotis melihat kecantikan Athaya yang begitu terpancar saat mengenakan kebaya putih.

  Semua sorot mata mengarah ke mereka, termasuk pada keenam bujang yang mengekor dibelakang Arshan, siapa lagi jika bukan sahabatnya, mereka mengenakan setelan jas berwarna navy dan berjalan dengan gagahnya di sana.

  Arshan maupun Athaya saling melempar tatapan gugup saat keduanya saling berhadapan, lalu dituntun menuju meja ijab. Rasa gugup semakin menyerang saat sudah duduk dihadapan pak penghulu dan menjadi titik fokus dari semua orang.

  Sebelum ijab kabul dimulai, terlebih dahulu mereka akan mendengarkan sesi pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang akan dibacakan oleh Aisyah, gadis yang diundang langsung oleh tuan Wira.

  Semua terlihat tenang mendengarkan ayat suci yang Aisyah lantunkan, tanpa ada yang menyadari jika salah satu sahabat Arshan sedari tadi menatap Aisyah dengan tatapan sulit diartikan.

  Setelah pembacaan ayat suci berakhir, dilanjutkan dengan khutbah pernikahan yang akan disampaikan langsung oleh bapak penghulu sebagai bekal bagi kedua mempelai dalam menjalani rumah tangga.

"Semoga apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat untuk pernikahan kalian nanti," ucap pak penghulu, di angguki kedua mempelai.

"Apakah mempelai pria sudah siap?" Tanya pak penghulu.

  Arshan yang ditanya membasahi bibirnya sebelum menjawab, ia benar-benar sangat gugup.

"Siap pak," jawabnya.

"Nggak nyangka, gue udah mau jadi istri diumur segini," Athaya membatin, meremas kedua tangannya yang berkeringat dingin.

"Silahkan menjabat tangan dari ayah mempelai wanita."

  Arshan langsung melakukan arahan dari pak penghulu.

"Jangan melamun," bisik Elvano pada calon menantunya.

"Iyya dad, maaf."

"Kamu sudah latihan ijab kabul kan? Awas aja kalau salah, daddy tebas kepala kamu di sini," bisiknya lagi, membuat Arshan meneguk ludahnya kasar, kalau seperti ini yang ada ia makin gugup.

Arshan Gentala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang