00||31

4.1K 189 4
                                    

PART 31

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 31

Perubahan Lintang

•••

  Salah satu cowok yang berdiri paling depan bertepuk tangan sembari melempar senyum remeh ke arah mereka semua, terutama pada Arshan dan Athaya.

"Wow, yang kemarin bikin sekolah gempar, sekarang datang bawa geng motor dari sekolah lain."

"Biar apa Lo kayak gitu? Biar jadi jagoan? Penguasa? Ck, dasar cupu!"

"Brayen! Lo apa-apaan sih," sentak Athaya saat Brayen mencoba mendekati Arshan.

  Ya, cowok itu adalah Brayen. Brayen Dirganta, ketua Osis SMA Gerpati. Ia dan ketiga temannya yang juga merupakan anggota Osis memang sengaja untuk menghalang jalan Ghafi. Entah dendam apa yang cowok itu bawa, tak tahu saja jika di depannya itu bukan lagi Ghafi, melainkan Arshan.

  Bryen mundur selangkah, lalu tertawa sinis ke arah Athaya. "Ternyata Lo masih bego kayak dulu. Mau aja lindungin cowok lemah kayak dia, cih."

"Siapa sih Lo! bacot banget anjeng." Lintang menyodorkan tubuhnya ke arah Brayen, sedari tadi tangannya sangat gatal ingin menghajar mulut cowok itu. Taulah, Lintang itu suka darah tinggi kalo ketemu orang songong.

  Sedangkan Brayen beralih menatap Lintang dengan sebelah alis terangkat.

"Ngapain Lo natap gue kayak gitu? Mau ngajak berantem Lo! Kalau mau sini gue jabanin sampe Lo jadi ubi," ucap Lintang menggebu-gebu, membuat Brayen terkekeh sinis.

"Jangan belagu, Lo anak baru di sini." Brayen terlihat begitu santai menatap Arshan dan kawan-kawan dengan tatapan mengejek. Dirinya tidak akan puas jika belum memancing kemarahan musuhnya.

"Emang kenapa kalau gue anak baru!"

  Bukannya membalas ucapan Lintang, Brayen malah menatap Arshan yang sedari tadi diam, sedikit mencondongkan tubuhnya, lalu berbisik.

"Kayaknya gue makin yakin kalau Lo itu cowok cupu, buktinya sekarang Lo nambah kacung buat jagain Lo."

  Belum sempat tubuhnya bergerak, ia sudah lebih dulu mendapat bogeman mentah.

Bugh!

"Lo nggak tau apa-apa, jadi nggak usah banyak bacot."

  Bukannya takut melihat tatapan mematikan dari Arshan, Brayen malah tersenyum puas sembari menyeka darah di sudut bibirnya, cukup puas melihat mangsanya sudah terpancing.

  Ia kembali menatap Arshan dengan tatapan yang sama, meremehkan."Lo bilang gue nggak tau apa-apa?" Brayen terkekeh.

"Lo salah, gue tau semuanya. Tunggu aja tanggal mainnya." Ucapnya berdecih sinis, mendorong bahu Arshan dengan telunjuknya.

Arshan Gentala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang