00||37

3.7K 177 5
                                    

PART 37

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 37

Arshan Koma

•••

Dor! Dor!

"KAKEK!" Pekik Brayen melihat kakeknya tertembak oleh tuan Wira.

  Tiga tembakan akhirnya mampu menumbangkan Deepson. Senjata yang tadi ia arahkan pada kening Athaya pun ikut terjatuh bersama dengan tubuhnya.

   Athaya menegang, sangat shock melihat kejadian barusan di depan matanya, ia menoleh dengan kaku, menemukan opa Wira serta keenam sahabat suaminya berdiri di sana.

"ATHAYA, AWAS!" Teriak Fagan.

Dor!

  Belum sempat Brayen menembak Athaya, dirinya sudah lebih dulu tertembak oleh tuan Wira.

  Kali ini Athaya benar-benar pusing, tubuhnya oleng, hampir saja terjatuh jika Fagan tak sigap menopangnya.

"Hey, Lo nggak papa? Kalau Lo nggak bisa naik ke atas, biar gue antar ke mobil," kata Fagan terdengar begitu khawatir, membuat mereka menatap aneh ke arahnya.

  Athaya menggeleng, ia berusaha berdiri, "Gue nggak papa."

  Setelah mengatakan itu, Athaya buru-buru naik, melewati dua manusia yang sudah terbaring tak berdaya.

  Fagan yang mendapati dirinya di tatap aneh oleh mereka semua, menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Tunggu apa lagi?! Cepat kalian naik ke atas! Dua manusia ini biar jadi urusan saya," perintah tuan Helix.

  Semuanya pun naik ke atas, menyisakan tuan Helix yang kini mengeluarkan sebuah pisau Cold steel recon 1, pisau itu akan ia gunakan untuk menguliti Deepson dan juga cucunya.

  Tanpa rasa jijik sedikitpun, Helix mulai menguliti, bahkan memotong lidah, juga kemaluan milik Deepson. Meluapkan amarahnya dengan memotong motong tubuh manusia biadab itu.

  Sedangkan di lantai dua, semuanya mematung melihat Arshan dan ayahnya terkulai tak berdaya dengan darah yang berceceran.

  Athaya mendekati suaminya, dirinya terduduk lemas dengan tubuh bergetar, dunianya benar-benar hancur melihat keadaan Arshan seperti itu.

"Arshan bangun... hiks... hiks... k-kamu bohongin aku, Ar. Ini yang kamu bilang baik-baik aja? Arshan!"

  Athaya menangis memeluk tubuh Arshan yang dipenuhi darah.

"Athaya, mendingan sekarang kita bawa Arshan ke rumah sakit," sahut Fagan, membantu Athaya berdiri.

  Perempuan itu tak memberi penolakan, membiarkan yang lain membawa suami dan juga mertuanya menuju rumah sakit.

Arshan Gentala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang