00||43

3.8K 166 18
                                    

PART 43

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 43

Belum Berakhir

•••

  Setelah mendapat notif beruntun di pagi-pagi buta dari Fagan, Arshan dan Athaya segera bersiap ke rumah cowok itu. Arshan tidak tahu apa maksud Fagan meminta mereka datang dengan buru-buru.

  Saat masuk ke dalam mobil, keduanya saling pandang kala ponsel mereka berdering bersamaan.

  Arshan mengarahkan ponselnya pada sang istri untuk memberi tahu jika yang menelpon adalah Fagan, begitupun dengan Athaya.

"Tumben tante Sinta telpon," kata Arshan.

  Athaya hanya mengedikkan bahunya, tanda tak tahu, dan segera mengangkat telpon dari adik mommynya itu, yang tak lain adalah ibu dari Mika.

"Athaya, kamu bisa datang ke rumah? Tante mohon."

"Tante kenapa? Kok cemas gitu? Tante habis nangis?"

"Tante nggak bisa jelasin lewat telpon. Tante mohon kamu ke rumah, sekarang."

"Oke, Athaya segera ke sana."

  Telpon pun terputus, Athaya menoleh pada suaminya yang juga baru selesai menelpon.

"Aku nggak tau Fagan kenapa, tapi yang jelas, dia minta aku sama anak-anak buat datang ke sana," jelas Arshan saat mendapat tatapan bertanya dari sang istri.

"Tante Sinta kenapa?"

"Aku juga nggak tau, tapi dia kayak cemas gitu, dan minta aku buru-buru datang ke rumahnya."

"Kalau gitu aku antar kamu ke sana, tapi aku nggak bisa ikut masuk nemenin kamu, maaf ya."

"Nggak papa." Athaya mengangguk mengerti, mengusap tangan suaminya. Sepertinya Arshan sedikit cemas.

"Hati-hati, kabarin aku kalau ada apa-apa," kata Arshan setibanya di depan rumah tante Sinta.

"Kamu juga," balas Athaya.

"Apa?" Tanya Arshan, menatap tangan Athaya terulur di depannya.

"Ish, salim," decaknya, segara meraih tangan sang suami.

"Gemes banget sih istri aku."

Cup.

  Gemasnya setelah mengecup pipi sang istri dan mengacak gemas rambutnya.

Arshan Gentala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang