00||36

3.5K 177 7
                                    

PART 36

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 36

Terluka

•••

  Dengan langkah lebar Arshan memasuki rumah tersebut, nafasnya memburu, pikirannya semakin kalut kala menemukan semua bawahan ayahnya serta para maid tergeletak mengenaskan dengan darah yang berceceran di mana-mana.

  Ia mulai prustasi mencari keberadaan sang ayah yang tak kunjung ketemu, padahal dirinya sudah mengecek setiap sudut rumah, sampai akhirnya ia mengingat sesuatu.

"Lantai dua!" Astaga, bisa-bisanya ia lupa jika rumah ini memiliki dua lantai.

  Tanpa berpikir lama, ia segera berlari menaiki tangga dengan tergesa-gesa, dan sialnya malah bertemu dua pria berbadan kekar yang berjalan membawa senjata.

"Siapa kau!"

  Tanpa menjawab, Arshan langsung menendang senjata tersebut yang diarahkan padanya. Hanya dengan beberapa tendangan, kedua pria itu sudah tumbang, tubuhnya jatuh berguling ditangga.

  Demi menjaga jaga, Arshan mengambil salah satu senjata diantara pria tadi, lalu menaiki tangga dengan berhati hati.

  Dan benar saja, dirinya kembali dihadang oleh lima pria yang juga membawa senjata.

  Tanpa memberi cela pada pria-pria tersebut, Arshan segera menghajar mereka dengan membabi buta. Dan detik berikutnya tubuhnya di buat menegang saat mendengar suara rintihan yang begitu familiar dari arah gudang yang tak jauh dari kamarnya dulu.

"A-ayah," lirihnya, dan tanpa ia sadari, ternyata salah satu pria yang tadi ia hajar terbangun kembali.

Bugh!

  Wajah Arshan berpaling ke samping kala terkena pukulan keras. Ia menyentuh sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar, terasa ngilu, tapi itu tak seberapa baginya.

  Dengan tangan terkepal, ia menatap pria tersebut. Tanpa berpikir dua kali, dirinya langsung melayangkan tembakan tepat di dada pria itu.

Dor!

  Setelah merasa aman, ia pun segera berlari menuju gudang, namun sayang, kesialan kembali menerpanya, ada dua puluh pria yang menjaga di dekat pintu gudang.

  Demi mencari aman, Arshan bersembunyi di balik guci besar yang ada di sana. Ia memejamkan matanya, mencoba berpikir, bagaimana caranya ia masuk ke dalam sana. Dirinya sangat yakin jika ayahnya ada di dalam gudang itu, dan di sekap oleh mereka.

"Tak ada cara lain, selain melenyapkan mereka," gumamnya, menatap tajam ke arah pria-pria tersebut.

   Sebelum benar-benar menembak, ia mengatur nafasnya terlebih dahulu, lalu terfokus membidik mereka satu persatu. Sudah saatnya ia menggunakan skillnya dalam bermain senjata, seperti yang selalu ia pelajari dulu.

Arshan Gentala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang