00||34

3.8K 193 6
                                    

PART 34

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 34

Pertemuan Antara
Kakak Dan Adik

•••

  Terlihat tuan Wira sedang berada di ruangan khusus miliknya, didampingi oleh orang-orang kepercayaannya. Hari ini ada banyak hal yang ingin ia cari tahu. Dari mulai sahabat-sahabat Arshan, juga tentang kematian kakaknya.

  Entah mengapa, baru sekarang ia merasa ada keganjalan pada kematian sang kakak. Wajar saja jika sebenarnya ia tidak begitu tahu mengenai kakaknya sendiri, sebab sedari kecil mereka sudah tinggal terpisah, dan Helix lebih banyak menghabiskan waktu bersama Deepson.

  Bahkan saat kematian Helix, ia juga tak datang sebab cuaca di Australia  waktu itu sedang buruk, tidak memungkinkan untuk dirinya kembali ke Indonesia. Maka jalan satu-satunya menghadiri pemakaman sang kakak hanyalah melalui panggilan video. Tentunya yang ia hubungi adalah Deepson, karena Wira dan Helix sudah tak memiliki orang tua saat mereka duduk dibangku kuliah.

  Keluarga? Sedari kecil yang Wira dan Helix tau hanyalah ayah dan ibu, tak ada yang lain.

"Coba kalian cari foto anak ini, Vernando Agrana." Perintah tuan Wira pada salah satu orang kepercayaannya.

"Ini tuan."

"Cari foto yang memperlihatkan lengan kanannya," perintahnya lagi.

"Zoom bagian itu," tunjuk tuan Wira pada bagian foto Vernan yang terpampang di layar monitor.

Ting.
Ting.
Ting.

"Ck," tuan Wira berdecak kala notifikasi beruntun masuk ke ponselnya, membuat fokusnya teralihkan. Padahal ia belum memperhatikan begitu jelas foto Vernan.

"Ada apa dengan bocah ini, kenapa tiba-tiba mengajak ku bertemu di tengah hutan," gumamnya, melihat  pesan dari Lintang.

  Dirinya juga merasa ganjal saat melihat pesan yang dikirim padanya terlihat sedikit formal, ada apa dengan anak sengklek itu.

"Tuan mau ke mana?"

"Saya harus pergi, nanti saja kita lanjutkan."

  Sedangkan di tempat lain yang juga merupakan ruangan khusus, terdapat Deepson juga cucunya, Brayen. Keduanya sedang berbicara serius di ruangan tersebut. Tak jauh berbeda dengan tuan Wira, di ruangan itu juga terdapat orang-orang kepercayaan tuan Deepson.

"Jadi, apa perlu kita melanjutkan rencana untuk membalaskan dendam Kakek?"

"Tentu."

"Tapi... Kakek tau sendiri kan, jika jiwa Arshan ada di raga Ghafi, cucu dari tuan Wira, dan tuan Wira itu bukan orang  sembarangan. Apalagi sekarang, Kakek sudah tau kalau ternyata tuan Wira itu saudara dari Helix," ucap Brayen membuat kakeknya, Deepson, tertawa sinis.

Arshan Gentala [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang